Sri Ratna Saktimulya, Kembangkan Prodi Sastra Jawa dengan Berpijak pada Akar Budaya

1260

Dengan program tersebeut, Prodi Sastra Jawa kemudian mencari tahu apa kebutuhan mereka.

Kebutuhan masyarakat tersebut misalnya cara mempelajari aksara Jawa dengan mudah, dan pranata adicara untuk sebuah acara.

“Kami sangat kaget karena pesertanya tidak hanya orang yang sudah tua.”

“Tetapi anak SMP dan SMA justru banyak dan hasilnya bagus,” ungkap Sakti menyampai respon positif dari masyarakat.

Selain itu, ada pula nembang dan dolanan anak. Prodi berharap budaya ini bisa hidup kembali.

Program pengabdian juga dilakukan di tengah kota.

Program ini diwujudkan dengan mengajarkan metode sariswara milik Ki Hajar Dewantara.

Hal itu meliputi cara masyarakat bisa belajar bahasa, sastra, dan budi pekerti jawa melalui tembang dan gerak tari.

Meskipun demikian, sastra Jawa dewasa ini masih menghadapi tantangan besar.

Pelajaran bahasa Jawa bagi anak sekolah masih menjadi momok dan dianggap sulit bagi sebagian pelajar.

“Agar tidak menjadi momok, penting bagi sekolah untuk menerapkan metode belajar bahasa Jawa yang menarik.”

“Sering juga kita dalam kehidupan sehari-hari, orang tua sudah tidak lagi mengajarkan anak untuk berbahasa Jawa,” ujar Sakti.

Tantangan lain juga dihadapi saat mengajar mahasiswa Sastra Jawa.

Tidak sedikit di antara mereka yang kini ingin mengerjakan segala sesuatunya dengan praktis tanpa melalui proses.

Misalnya saat ini dengan gawai, mahasiswa bisa lebih mudah menerjemahkan bahasa Jawa.

Padahal, kepraktisan ini membuat mereka menjadi tidak paham bahasa secara konsep.

“Di satu sisi memudahkan, di sisi lain menjebak,” jelas Sakti.

Prodi Sastra Jawa UGM berusaha mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berpijak pada akar budaya.

Tolok ukur Prodi Sastra Jawa yang unggul yaitu bisa menguasai materi dasar dan bisa mengembangkannya sesuai kebutuhan.

Selain disibukkan dengan tugasnya sebagai Kaprodi, Sakti kini disibukkan dengan penelitian tentang naskah-naskah kuno.

Di luar kampus, ia juga meluangkan waktunya menjadi pengelola Perpustakaan Pakualaman, sekaligus menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman. (Kinanthi)