Gandes Retno Rahayu Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Bahas Pendidikan Dokter Masa Depan

1912

Salah satunya dengan metode pembelajaran yang menantang dan multidisiplin, mengingat berbagai masalah kesehatan tidak hanya bisa diselesaikan dengan satu bidang ilmu saja.

Untuk menciptakan lulusan kedokteran yang kompeten, penting bagi semua elemen bidang ilmu kesehatan untuk menerapkan strategi yang efektif. Gandes menjelaskan, adaptive education merupakan salah satu strategi yang tepat. Sebab, mahasiswa memiliki gaya belajar, motivasi, dan kecepatan belajar yang unik.

Sementara metode pembelajaran hafalan yang selama ini dilakukan, menurut Gandes, sudah tidak lagi relevan. Hal ini karena pengetahuan medis semakin berlipat ganda dalam waktu yang singkat.

Sejauh ini teknologi telah banyak membantu mahasiswa dan tenaga pendidiknya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahkan Gandes mengatakan saat ini peran dosen banyak digantikan oleh teknologi.

Tak bisa dipungkiri teknologi memberikan manfaat besar dalam memfasilitasi perolehan pengetahuan, melatih kerja sama, meningkatkan pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.

Gandes juga menambahkan, prestasi belajar tidak hanya didukung oleh adanya teknologi, tetapi juga perlu diimbangi dengan budaya berpikir kritis dan kemampuan berkolaborasi.

“Memupuk budaya berpikir kritis sangat penting guna memobilisasi pengetahuan ilmiah, pertimbangan etis, dan penalaran publik, demi menghasilkan transformasi sosial yang mencerahkan,” kata Gandes.

Meskipun demikian, teknologi tidak seharusnya menggantikan peran manusia sepenuhnya, tetapi cukup memudahkan para pelaku medis dalam bekerja. Sesungguhnya manusia lebih berperan besar dalam pengembangan pendidikan ilmu kedokteran dan lulusannya.

“Aspek humanisme tidak boleh hilang. Karena pada dasarnya hubungan antara dokter dan pasien adalah human to human,” pungkasnya.(Kinanthi/Magang)