Gandes Retno Rahayu Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Bahas Pendidikan Dokter Masa Depan

1893
Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed, Ph.D.(Foto: FK-KMK UGM)
Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed, Ph.D.(Foto: FK-KMK UGM)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Evolusi teknologi informasi membawa perubahan besar pada mahasiswa kedokteran saat ini. Mereka menjadi digital natives.

Demikian disampaikan Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed, Ph.D saat dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kedokteran di Balai Senat UGM, Selasa (02/04/2019).

Dalam pidato bertajuk Adaptasi Pendidikan Kedokteran dalam Mendidik Dokter Masa Depan Gandes menyatakan bahwa masyarakat saat ini lahir saat era digital sedang berlangsung dan mengalami perkembangan yang pesat. Evolusi yang terjadi memberikan dampak positif maupun negatif.

Di era digital ini, masyarakat perlu menyesuaikan diri dengan perubahan. Gandes memaparkan cara beradaptasi masyarakat, khususnya kriteria lulusan mahasiswa kedokteraan saat ini.

“Lulusan diharapkan mampu menjadi medical, expert, communicator, collabolator, leader, health advocate, scholar, dan profesional,” jelas Gandes.

Aspek humanisme tidak boleh hilang. Karena pada dasarnya hubungan antara dokter dan pasien adalah human to human.(Foto: Kinanthi)
Aspek humanisme tidak boleh hilang. Karena pada dasarnya hubungan antara dokter dan pasien adalah human to human.(Foto: Kinanthi)

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) ini menilai proses seleksi mahasiswa kedokteran masih perlu diperbaiki. Selama ini seleksi mahasiswa hanya berdasarkan kemampuan kognitif. Ia merasa peran mahasiswa perlu ditingkatkan, yaitu sebagai peer-mentor.

Gandes menilai mahasiswa perlu diberi kebebasan untuk memberikan masukan terhadap perbaikan kurikulum dan kriteria dosen efektif, termasuk mendesain model penugasan guna mendukung pembelajaran.

Tidak hanya mahasiswa, tenaga pendidik juga perlu melalui proses seleksi yang tepat. Gandes memaparkan krtiteria tenaga pendidik seupaya bisa memenuhi harapan institusi.

“Proses rekruitmen perlu menggali berbagai kemampuan sebagai seorang fasilitator, desainer, asesor, dan pengembang sumber pembelajaran,” ujar Gandes.

Selain mahasiswa dan tenaga pendidik, ada pula kurikulum yang perlu dibenahi. Menurut Gandes, sistem pembelajaran yang diterapkan berfokus pada realita beserta pemecahan masalah.