Begini Filosofi Masuk Angin dalam Kosmologi Jawa

2057

Menurut Atik, model penyembuhan ini bukan sekadar tindakan medis semata. Ia berpandangan model penyembuhan terhadap penyakit  masuk angin merupakan representasi dari pentingnya konsep keseimbangan dalam kosmologi masyarakat Jawa yang percaya bahwa hidup ini harus didasarkan pada keseimbangan antarkomponen.

Terkadang komponen itu bersifat saling berlawanan. Namun demikia, komponen-komponen yang bertolakbelakang ini seharusnya bisa membentuk harmoni dalam bingkai keseimbangan. Dengan kata lain, jika hubungan antarkomponen sudah tidak seimbang maka hal-hala negatif pasti datang.

Oleh karena itu, masyarakat Jawa percaya bahwa masuk angin merupakan penyakit yang timbul karena ketidakseimbangan di dalam tubuh. Kata Atik, ketidakseimbangan tersebut disebabkan terlampau banyak angin yang masuk ke dalam Sembilan buah lubang yang terdapat dalam tubuh manusia, sehingga ia harus dikeluarkan.

“Oleh karena itu, dalam kosmologi jawa menjaga babahan nawa sanga (Sembilan lubang dalam tubuh manusia) sangat penting agar manusia bisa mengendalikan nafsu secara seimbang,” tegasnya.

Upaya pencegahan dan pengobatan tidak cukup dengan mengerjakan salah satu atau salah dua dari kerokan, menjaga kesehetan mental dan spiritual, atau merawat babahan nawa sanga.

Menurut dosen Antropologi UGM ini, ketiga hal tersebut harus dijaga karena berkaitan dengan aspek mental, fisik, dan sukma manusia.

“Orang Jawa percaya bahwa ketiga hal tersebut meski berbeda adalah satu kesatuan. Mereka ada dalam satu kesatuan. Oleh karena itu ketiga-ketiganya harus dijaga keseimbangannya,” simpul Atik.(Venda)