Presiden Jokowi: Butuh Peran Kagama untuk Wujudkan Indonesia Maju

352

Pemikiran Terbaik

Untuk itu dia berbarap Munas XIII Kagama bukan hanya konsolidasi organisasi, tetapi mengkonsolidasi gagasan, serta menunjukkan pemikiran-pemikiran terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Indonesia merupakan negara besar, yang juga memiliki tantangan besar.”

“Kita adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia sehingga dengan jumlah yang besar itu kita mendapatkan bonus demografi,” urainya.

Budi menerangkan, bonus demografi bisa menjadi emas untuk melompat ke depan.

Namun, bisa menjadi bencana jika kita tidak mampu mengelolanya.

“Saat ini kita hidup di lingkungan global yang dinamis.”

“Situasi dunia yang tidak pasti, bahkan perkiraan dari lembaga internasional, kita akan menuju situasi yang lebih sulit dan sudah ada negara yang terkena diskresi,” papar Budi.

Baca juga: Kagama Ingin Selalu Memberi Solusi dan Turut Menata Masa Depan Indonesia

Belum lagi revolusi industri 4.0, yang selalu memberikan kejutan dan mengalami disrupsi yang selalu jauh dari perhitungan.

Persaingan negara semakin sengit dan perang dagang semakin memanas.

“Antarnegara berebut investasi, pasar, teknologi, bahkan berebut talenta-talenta hebat.”

“Dengan tantangan besar yang kita hadapi, kita menggerakkan langkah kita untuk bergerak.”

Tidak boleh menyurutkan langkah menuju Indonesia maju,” tuturnya.

Di tahun 2045, Budi menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin jadi negara berkembang sehingga harus keluar dari jebakan sebagai negara yang berpendapatan menengah.

Indonesia mesti menjadi negara yang masuk lima besar ekonomi dunia, dengan kemiskinan mendekati 0 persen.

“Itu target yang ingin kita kejar dengan kerja keras dan produktif.”

“Namun, kami juga tekankan kecepatan mewujudkan visi Indonesia sebagai Indonesia maju.”

“Kita tidak hanya ditentukan oleh presiden dan para menteri, tapi juga gerak langkah kita semua, seluruh anak bangsa, termasuk Kagama,” jelas Budi.

Karena itu, untuk menuju Indonesia maju, harus betul-betul satu langkah, satu irama, maju bersama dan tak mungkin, salah satu beralih, yang lain jalan di tempat.

“Saya berpesan pada KA di mana pun berada untuk menjadi garda terdepan dalam menggalang sinergi untuk Indonesia maju.”

“Dalam hal ini dibutuhkan sinergi dan kolaborasi, kita tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.

Budi pun menekankan, Kagama bisa mengajak alumni-alumni dari kampus lain.

“Ajak teman dan saudara kita sebangsa dan se-Tanah Air untuk bergandengan tangan, memperkuat kesatuan dan solidaritas untuk memajukan negeri.”

“Kagama harus hadir menjadi simpul anak-anak bangsa dalam merajut kesatuan di tengah kebhinekaan.”

“Kagama harus menjadi pelopor kerukunan antar elemen bangsa.”

“Kagama harus hadir bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, bagi daerahnya, dan bagi bangsa-bangsa lain,” harapnya.

Dengan pemikiran cerdas dan inovatif, kerja keras, serta produktif dalam rangka memberi semangat guyub dan rukun.

“Harapannya kita selalu menjaga kekompakkan dan memberi sesuatu yang membanggakan anak negeri,” pungkas Budi.

Munas XIII Kagama secara resmi dibuka oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara simbolis.

Dalam acara tersebut hadir beberapa tamu lain di antaranya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Rektor UGM Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng., dan jajarannya, Kepala BMKG Prof. Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Ketua Dewan Guru Besar Prof. Drs. Koentjoro, MBSc.,Ph.D., beberapa dekan fakultas dan jajarannya di UGM, serta Pengda dan Pengcab KAGAMA dari berbagai daerah. (Kinanthi)