Perubahan Perilaku pada Budaya Tatanan Baru Memang Tidak Bisa Dilakukan dalam Semalam

454

Baca juga: Direktur Microsoft Indonesia Alumnus Filsafat UGM Berbagi Resep Meniti Karier bagi Mahasiswa

Ali, yang puluhan tahun bergelut di dunia keselamatan perusahaan migas, menilai, di titik inilah konsekuensi tambahan mesti diberikan.

Konsekuensi tambahan penting untuk memperkuat alasan mengapa suatu perilaku harus dilaksanakan.

Hal itu bisa berupa denda dan hukuman atau pujian dan hadiah. Akan tetapi, menurut Ali, pujian dan hadiah memberikan dampak yang jauh lebih awet.

Lebih lanjut, Ali menjelaskan dua premis mengapa suatu kesalahan tetap ada, dalam kaca mata Kinerja Manusia.

Premis pertama, kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan oleh seseorang. Seperti halnya orang tidak memakai masker kala keluar dari rumah.

Baca juga: Presiden Jokowi Berikan Bantuan Modal Kerja kepada Pelaku UKM

Namun, yang perlu dipahami adalah mengapa seseorang berbuat kesalahan dan bagaimana kesalahan itu bisa terjadi.

“Ada kelompok orang yang tidak memakai masker karena tidak bisa beli (manusiawi), karena tidak tahu cara pakai (berisiko), dan karena kesengajaan (ceroboh),” ucap Ali.

“Kelompok dengan alasan yang terakhir itulah yang harus didisiplinkan,” terang Senior Manager HSSE & Sustainability INPEX Indonesia ini.

Ali mengatakan, dengan memahami mengapa dan bagaimana kesalahan terjadi, orang bisa mengevaluasi secara konstruktif dan mendapatkan solusi yang tepat.

Dalam premis kedua, manusia cenderung membuat toleransi terhadap suatu aturan.

Baca juga: Belum Berhasil di SNMPTN? Yuk Ikut Seleksi Mandiri UGM