Peneliti UGM Temukan Cara Sederhana Bersihkan Limbah Merkuri dengan Bahan Lokal

553

Baca juga: Raih IPK Tertinggi di Fakultas Kehutanan, Hobo Ingin Jadi Ahli Konservasi Hidrologi dan Penulis

“Jadi, problemnya tidak hanya pada penambang dan rakyat yang menambang, tapi kepada generasi-generasi berikutnya, kepada anak cucu,” tutur Agus.

Dalam penelitiannya, Agus menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan untuk membersihkan limbah merkuri dalam air, yakni dengan cara mengombinasikan antara adsorpsi dan fitoremediasi.

Adsorbsi dilakukan dengan menggunakan zeolit yang dikenal sebagai adsorben alami yang mempunyai kapasitas baik untuk menangkap merkuri, serta tersedia melimpah di Indonesia.

Setelah dilakukan penyerapan dengan zeolite, tahap selanjutnya dilakukan proses pengambilan sisa logam merkuri oleh tanaman.

“Pada penelitian ini yang kita cobakan baru melati air, tetapi terbuka kemungkinan bisa coba tanaman-tanaman yang lain, ujar Agus.

Baca juga: Dorong Pengembangan SDM, Presiden Jokowi Getol Rehabilitasi Sekolah

Terbukti dalam skala laboratorium bahwa metode tersebut mampu menghilangkan 90 persen kandungan merkuri pada air yang tercemar.

“Yang Kita cobakan itu adalah air yang mengandung merkuri 20 ppm dan setelah kita coba menggunakan alat yang mengombinasikan adsorbs dan filtromediasi keluarnya sudah 2 ppm,” tutur Agus.

“Setelah merkurinya tertangkap oleh zeolit dan tanaman, merkurinya tidak lepas dari zeolite, artinya itu terstabilkan,” imbuhnya.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam salah satu jurnal ilmiah bereputasi, yaitu Journal of Environmental Chemical Engineering dengan judul Characteristic of Hg Removal Using Zeolite Adsorption and Echidronus Palaefolius Phytoremediaton in Subsurface Flow Cosntructed Wetland (SSF-CW) Model.

Agus berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pengujian di skala lapangan melalui kerja  sama dengan pakar dari beberapa bidang ilmu lainnya.

Pengujian lapangan dapat memperlihatkan prospek dari metode tersebut untuk dapat diterapkan di lokasi yang telah tercemar merkuri.

“Teknologi ini tidak rumit, juga dapat diterapkan oleh masyarakat bila mereka diajari caranya,” pungkas Agus. (Ez/-Th)

Baca juga: Pasca Tragedi Susur Sungai, Tim Relawan UGM Beri Trauma Healing untuk Siswa SMP N 1 Turi