Baca juga: Banyak Waktu Luang Usai Wisuda? Lakukan Hal-Hal Berikut
Kata-kata tersebut lantas diistilahkan dengan misuh.
Misuh bisa berarti kata umpatan, makian, atau hinaan.
Agustin Anggraini menduga ada keunikan tersendiri dari kata-kata tabu yang keluar dari lelaki dan perempuan di Jawa Timur.
Sebab, mengutip pakar, penggunaan kata tabu dalam interaksi dipengaruhi oleh perbedaan gender.
Selain gender, ada juga peneliti lain yang mengungkapkan bahwa perbedaan usia, topik dan aspek sosial lain juga memengaruhi pilihan-pilihan dari kata tabu yang diucapkan.
Baca juga: Nova Dorong Semua Anggota UKM Berkuda Raih Prestasi
Atas dasar itu, Agustin melakukan penelitian berjudul Identitas Gender dalam Penggunaan Kata-kata Tabu Bahasa Jawa di Jawa Timur.
Penelitiannya dipublikasikan melalui jurnal Deskripsi Bahasa terbitan Forum Lingustik UGM pada 2019.
Agustin melakukan penelitian ini dengan membagikan kuesioner kepada 95 responden.
Rinciannya, ada 27 laki-laki dan 68 perempuan.
Kriteria responden yang dia pilih adalah orang Jawa Timur asli atau yang pernah merantau di Jawa Timur dan dapat berbahasa Jawa.
Baca juga: Mahasiswa UGM Sabet 2 Penghargaan di Korea Berkat Pembasmi Hama Tikus Ramah Lingkungan
