Tanri Abeng: Berbenah Sambil Membangun, Membangun Sambil Berbenah

792
Saya menggunakan pendekatan berbenah sambil membangun dan membangun sambil berbenah.(Foto: finroll.com)
Saya menggunakan pendekatan berbenah sambil membangun dan membangun sambil berbenah.(Foto: finroll.com)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Krisis ekonomi tahun 1997 menjadi krisis terberat sepanjang sejarah perekonomian negara. Upaya untuk menyembuhkan cukup lama.

Namun, hal tersebut tak membuat patah semangat seorang Dr. Tanri Abeng, M.B.A., Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie.

Memasuki era krisis, rupiah melemah, suku bunga merangkak ke atas, BUMN diprivatisasi, PHK besar-besaran, kemudian berujung demo di mana-mana. Situasi negara waktu itu sulit dikondisikan.

Tanri mengisahkan seorang Soeharto yang pada waktu itu harus menentukan pilihan. Ingin berusaha sendiri atau meminta bantuan kepada lembaga internasional?

Tak lama kemudian, Soeharto menandatangani kesepakatan dengan International Monetary Fund (IMF), dalam peminjaman dana sebesar US$43 miliar untuk menyelamatkan perekonomian negara dari krisis.

Soeharto dalam konferensi persnya mengatakan bahwa rakyat tak perlu khawatir dengan negara yang punya utang, kita masih punya BUMN.

Saat itu Tanri masih menikmati kesuksesan kariernya sebagai pengusaha Indonesia.

Karier Tanri sedang berada di puncaknya, dan prestasinya diakui di dunia internasional.

Namun, kemudian Tanri kaget saat Soeharto memanggilnya dan mengajaknya minum teh di ruang kerjanya.

“Setelah penandatanganan, tiba-tiba saya dipanggil sama Presiden. Gemetar saya saat menuju ruangannya,” ujar Tanri sambil tertawa saat mengisi acara Executive Lecture Series 2019 di University Club UGM, Senin (15/4/2019).

Soeharto mengakui kepiawaian Tanri dalam bidang manajemen. Setelah banyak berbincang soal krisis ekonomi, Tanri hanya meninggalkan dokumen berjudul Super Holding Company di meja kerja Soeharto.

Setelah pertemuan ini, Soeharto tiba-tiba menunjuk Tanri sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

“Saya bingung kok tiba-tiba ditunjuk jadi menteri, padahal saya sudah kasih itu Super Holding Company kepada beliau,” ungkap lulusan Doktoral Ilmu Multidisiplin UGM ini.