Kesadaran Memilih Produk Pangan Olahan Aman jadi Tantangan Masyarakat Pontianak

325

Walaupun demikian, masyarakat Pontianak belum juga memiliki kesadaran tentang keamanan produk pangan yang mereka konsumsi. Eka merujuk pada pemikiran Kashi 2013, bahwa tren gaya hidup, lingkungan sosial, emotional value, dan asumsi bahwa produk pangan impor lebih baik dari produk lokal, menjadi dorongan kuat masyarakat mengonsumsi produk tanpa memperhatikan keamanannya.

“Ketertarikan untuk memperhatikan informasi dan label dalam membeli produk pangan belum menjadi kebiasaan masyarakat Pontianak,” tulis Eka dalam tesisnya untuk meraih gelar Magister Ilmu Kesahatan Masyarakat UGM.

Untuk mencegah adanya risiko kesehatan, pemerintah kota Pontianak dan BPOM Pontianak memberikan informasi dan edukasi tentang cara memilih produk pangan yang aman di berbagai media. Sadar atau tidaknya mereka terhadap pemilihan produk pangan aman dipengaruhi oleh pengetahuan, tingkat pendidikan, jumlah pendapatan, dan usianya.

Ibu rumah tangga yang memiliki kesadaran ini, saat berbelanja produk sering memperhatikan kehalalan, waktu kedaluwarsa, dan kemasannya, kemudian baru harga dan merknya.

Dalam perkembangan terakhirnya, ibu rumah tangga yang sering berbelanja ini ternyata masih juga belum memiliki kesadaran penuh tentang keamanan produk pangan olahan yang mereka beli. Artinya, pemerintah kota Pontianak dan BBPOM belum memberikan informasi dan edukasi yang optimal kepada masyarakat.

“Peredaran produk pangan olahan tak bisa dinegosiasikan lagi. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi kita semua untuk menumbuhkan kesadaran diri. Begitu juga dengan pemerintah yang perlu mensosialisasikan keamanan produk pangan secara optimal,” tulis Eka.(Kinanthi)