KBM Daring Terhambat, Begini Solusi Kepala Cabang Disdik Jateng Alumnus UGM

1525
(Foto: ilust.) Kepala Cabang Disdik Jateng jebolan UGM, Sunarto, S.Pd, M.Pd. membuat platform JAGARATU untuk memudahkan pelaksanaan KBM daring di Jawa Tengah. Foto: inibaru
(Foto: ilust.) Kepala Cabang Disdik Jateng jebolan UGM, Sunarto, S.Pd, M.Pd. membuat platform JAGARATU untuk memudahkan pelaksanaan KBM daring di Jawa Tengah. Foto: inibaru

KAGAMA.CO, SEMARANG – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring terpaksa dilakukan tanpa persiapan setelah Covid-19 mewabah di Indonesia.

“Luar biasa ketika kita tiba-tiba dituntut memanfaatkan teknologi secara penuh untuk KBM. Ibarat kita diceburkan ke lautan secara bebas,” ujar Ketua KAGAMA Kendal, Sunarto, S.Pd, M.Pd.

Hal tersebut dia sampaikan dalam webinar KBM Daring di Era New Normal yang digelar oleh PP KAGAMA, KAGAMA Kendal, dan Bank Jateng, pada Sabtu (20/6/2020).

Dari lautan bebas itu, kata Sunarto, ada guru yang akhirnya tenggelam, ada yang bertahan dengan segala keterbatasan, atau akhirnya mampu berenang.

Berdasarkan hasil pemantaunnya terhadap beberapa sekolah yang melaksanakan KBM daring, pada umumnya guru menggunakan berbagai sarana belajar mulai dari yang sederhana hingga kompleks.

Baca juga: Ganjar Teken Usulan Gelar Pahlawan Nasional dari Jawa Tengah, Ada Nama Jenderal Hoegeng dan Kurator Pendiri UGM

“Seperti sarana yang berupa grup WhatsApp, Telegram, atau SMS, sarana Learning Management System (LMS), sarana berbasis kelas maya, dan e-learning,” jelasnya.

Guru dan kepala sekolah pun diminta untuk membuat laporan tentang pelaksanaan KBM secara daring.

Sunarto menyebut, kendalanya kepala sekolah tidak bisa memantau penuh pelaksanaan KBM, karena setiap guru menggunakan sarananya masing-masing.

“Bisa dibayangkan, katakanlah ada 15 mata pelajaran yang diikuti murid, dan guru mengunjungi mereka dengan sarana yang berbeda-beda.”

“Para murid mau tidak mau memasang semua aplikasi tersebut ke dalam HP atau laptop. Ini bisa menimbulkan masalah lain bagi perangkat teknologi yang digunakan murid, memori HP penuh, HP mulai lambat digunakan, dan lain-lain,” jelasnya.

Baca juga: Salah Pilih Jurusan Kuliah Tak Sepenuhnya Buruk