Indonesia Perlu Belajar dari Ceko tentang Penanganan Covid-19

781

Baca juga: Marten Taha Resmi Buka Seluruh Destinasi Wisata di Kota Gorontalo

Sutaryo mengungkapkan, rekomendasi WHO terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia, terutama di DIY belum diikuti sepenuhnya. Sedangkan Ceko sudah melaksanakan 6 rekomendasi WHO dengan baik.

“Masyarakat Ceko sadar betul, virus tersebut bisa hidup dalam waktu 20-30 hari. Sedangkan masyarakat Indonesia masih menganggap masa inkubasi 14 hari merupakan masa hidup virus, sehingga setelah itu merdeka. Itu salah,” ungkap dosen yang menekuni bidang kesehatan anak itu.

Sutaryo mengungkapkan, tingkat imunitas masyarakat Ceko cukup tinggi. Mengutip data dari UNICEF tahun 2019, hanya 2 persen penduduk Ceko yang mengalami kekurangan gizi, sedangkan Indonesia lebih dari 40 persen.

Khusus di DIY, kata Sutaryo, pemerintah sebaiknya mulai mengimplementasikan rekomendasi WHO tentang pelonggaran pembatasan sosial di era normal baru.

Pertama, DIY harus membuktikan transmisi dapat dikendalikan. Dalam hal ini tidak ada penambahan kasus selama dua minggu berturut-turut.

Baca juga: Rohidin Mersyah Launching Canthelan dan Kebun Pertanian KAGAMA Bengkulu Sambil Gowes

Kemudian menerapkan kesehatan siap 3T, antara lain mampu mengidentifikasi, melakukan tes dengan cepat dan akurat, karantina, serta rumah sakit yang fasilitasnya mendukung rawat inap, isolasi, dan kedaruratan pasien Covid-19.

“Di samping itu, DIY harus meminimalkan risiko penularan pada kelompok khusus, orang tua, daerah padat. Kelompok ini juga harus diperlakukan secara khusus, karena rentan tertular,” ujar guru besar FK-KMK UGM ini.

Perlu diingat lagi, terkait kedisiplinan di tempat ramai, misalnya tempat kerja, agar dilakukan penegasan aturan jaga jarak, etika batuk, dan fasilitas cuci tangan.

Terakhir, pemerintah sudah mampu mengelola semua kendala, termasuk mencegah kasus pendatang. Komunitas sudah berperan dan terlibat dalam transisi.

Menurut Sutaryo, Indonesia perlu belajar dari Ceko tentang penanganan Covid-19.

Langkah pertama, bisa dengan mengidentifikasi berbagai masalah di bidang kesehatan dan non kesehatan, serta melakukan refocusing kebijakan terhadap dua bidang tersebut.

“Dinas Pariwisata DIY bisa belajar dari Ceko tentang kiat-kiat membuka kawasan wisata. Mengingat Ceko saat ini sudah membuka aktivitas secara bertahap,” ujarnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Budi Karya Sumadi: Generasi Milenial Lebih Responsif dan Adaptif Hadapi Krisis