Film Remaja Jadi Role Model dan Gambaran Masyarakat Indonesia

840

Baca juga: Mantan Teroris Ajak Milenial Jauhi Terorisme dan Radikalisme

Noviani menggunakan beberapa model, seperti remaja baik versus remaja nakal dan role model serta gaya hidup.

Keduanya dianggap menjadi sesuatu yang kerap kali muncul dalam film-film bertema remaja.

Noviani  mengambil beberapa contoh dalam model remaja baik vs remaja nakal, seperti Lupus dalam salah satu judul filmnya, yaitu Lupus I, Kejarlah Daku Kau Kujitak.

Lupus digambarkan sebagai remaja yang berambut gondrong.

Namun, karena prestasinya sebagai wartawan dan mengangkat nama sekolah, perilakuknya tersebut termaafkan oleh pihak sekolah.

Baca juga: Pentingnya Lulusan SKM Tangani Pendidikan Kesehatan di Sekolah

Di sisi lain, beberapa remaja berprestasi juga digambarkan dalam film-film remaja yang tayang di Indonesia.

Beberapa contoh, seperti tokoh Olga dalam Olga dan Sepatu Roda, serta tokoh Cinta dalam Ada Apa dengan Cinta.

Keduanya digambarkan sebagai remaja yang berprestasi, seperti Olga dalam ajang lomba sepatu roda dan Cinta yang jago dalam membuat puisi dan menyanyi.

Selain itu, aspek kedua yang ditangkap adalah menjadi role model.

Noviani mengungkapkan remaja menjadi role model dari pakaian yang dikenakan tokoh dalam film.

Misalnya, seorang Ali Topan, yang kerap meniru tren pakaian ala barat tahun 1960 hingga 1970.

“Dalam zaman tersebut gaya hidup yang dipengaruhi oleh budaya asing dianggap sebagai sesuatu yang ideal, dianggap lebih baik, ditiru dan menjadi indikator perkembangan zaman,” tulis Noviani. (Ezra)

Baca juga: Mengintip Pelayanan Apotek UGM di Era 50-an