Dosen UGM Ungkap Motif di Balik Maraknya Kerajaan Abal-abal

573

Baca juga: Dosen UGM Kembangkan Teknologi Pendukung Usaha Tani

“Mereka terindoktrinasasi dalam proses yang panjang. Kerajaan itu memang sengaja merekrut dan ujung-ujungnya karena motif ekonomi. Hanya saja, cara dan modusnya bervariasi,” tuturnya.

Orang-orang yang tergabung rela membayar dengan uang sedemikan banyak, tidak sadar bahwa mereka ditipu.

”Kalau melihat di banyak kasus, biasanya pengikutnya adalah orang setengah baya, secara ekonomi menengah atau menengah ke bawah, secara pendidikan mayoritas menengah atau menengah ke bawah,” jelasnya.

Menurutnya, pendirian kerajaan-kerajaan ini semakin lama semakin cerdas.

Sebelumnya kerajaan yang ditemui Bayu masih terbatas di tingkat kecil.

Baca juga: Siapa Saja Orang yang Percaya Kerajaan Abal-abal?

Sementara sekarang sudah semakin luas, sampai mengaku sebagai empire.

Menariknya, mereka cukup cerdas menarik perhatian media.

Jadi, dalam kerajaan itu hanya menyisakan orang-orang yang taat dan tunduk.

Ketaatan tersebut dalam riset yang dilakukan Bayu, sebagian besar disokong oleh pengorbanan material.

”Semakin tinggi material yang diberikan, semakin tinggi pangkatnya dalam komunitas itu,” jelasnya.

Baca juga: KAGAMA Lampung Adakan Rapat untuk Segera Dirikan Perguruan Tinggi