Denni Puspa Purbasari: Kartu Prakerja Bukan Bantuan Sosial

2046

Baca juga: Antropolog UGM Ungkap Alasan Kerajaan Mataram Datangkan Orang Kalang

“Hasil menunjukkan bahwa 79 persen peserta tidak mengalami kesulitan mendaftar, 50 persen membutuhkan waktu kurang dari 1 jam untuk mendaftar,” ungkapnya.

Sementara dari sisi indentitas penerima, hasil survei dari Kartu Prakerja menunjukkan bahwa, 91 persen penerima memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMA/SMK ke atas.

Selanjutnya dari segi usia, 88 persen diantaranya berusia 18-34 tahun, yang artinya peserta tergolong usia produktif dan memiliki perjalanan masa depan yang masih panjang.

“Pesertanya masih muda, sudah jelas yang perlu kita dorong adalah kemandirian, peningkatan etos kerja, dan disiplin.”

Baca juga: Tiga Alumnus Fakultas Teknik UGM Isi Kursi Jajaran Direksi PT Pembangkitan Jawa Bali

“Melihat rentang usianya, sudah selayaknya mereka memiliki kemampuan untuk mengoperasikan teknologi digital bagaimana pun tantangannya,” tutur lulusan University of Colorado itu.

Saat ini, kata Denni sudah ada 166 lembaga yang memberikan 2700 pelatihan dalam program Kartu Prakerja.

Terkait kepuasan program Kartu Prakerja, 92 persen peserta mengaku pelatihan yang diberikan efektif meningkatkan kompetensi mereka, serta 94 persen mengatakan pelatihan sudah bervariasi.

Kemudian 96 persen program Kartu Prakerja tidak mubadzir, 76 persen peserta mau berlatih lagi saat beasiswanya sudah habis, 99 persen peserta membaca silabus terlebih dahulu, dan 97 persen setuju Kartu Prakerja memiliki fitur semi bansos selama pandemi. (Kn/-Th)

Baca juga: Menteri Muhadjir Dorong Inovasi Produk Kesehatan Dalam Negeri untuk Percepatan Penanganan Covid-19