Baca juga: Mengatasi Berbagai Masalah yang Dihadapi Saat WFH
“Cara membuatnya dengan menuangkan bahan ke dalam labu ukur berukuran 1.000 mililiter.”
“Isopropyl alkohol (99,8%) sebanyak 751,5 mililiter, H2O2 3% sebanyak 41,7 mililiter, gliserol 98% sebanyak 14,5 mililiter.”
“Kemudian, isi labu sampai 1.000 mililiter dengan air suling atau air yang telah direbus dan didinginkan. Kocok labu secara perlahan, hingga semua komponen tercampur,” tuturnya.
Eka mengatakan, formulasi berbasis alkohol tersebut dibuat WHO didasari oleh sejumlah keuntungan yang dikandung dalam bahannya.
Yakni aktivitas mikrobisida (membunuh mikroba) aksi cepat bahan, dan berspektrum luas.
Baca juga: Magister Manajemen UGM Berduka, Staf Purnatugas yang Menyenangkan Itu Dipanggil Sang Kuasa
Bahkan, kedua formulasi itu punya risiko minimal menghasilkan resistensi terhadap agen antimikroba.
“Selain itu, formulasi HS tersebut dinilai ramah terutama untuk di daerah terbatas sumber daya atau terpencil,” kata Eka.
“Dengan kurangnya akses ke bak cuci atau fasilitas lain untuk kebersihan tangan,” tutur Ketua IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Samarinda ini.
Kendati demikian, Eka berpesan, ketelitian dan ketepatan dalam penimbangan dan proses produksi menjadi perhatian agar konsentrasi akhir sediaan HS sesuai dengan yang diinginkan. (Ts/-Th)
Baca juga: Indonesia Ikut Loloskan Resolusi PBB Soal Covid-19
