Guru Besar Fakultas Farmasi UGM: Kalung Eucalyptus Bukan Obat Utama Covid-19

814

Baca juga: Dr. Sukarti Berpulang, Guru Terbaik Fakultas Psikologi UGM yang Humoris dan Lembah Manah

“Penggunaan berlebih akan menyebabkan iritasi pada lambung dan meracuni susunan saraf pusat yang dapat berakibat kematian,” jelasnya.

Ketimbang menyebutnya sebagai obat, kalung eucalyptus dinilai Pramono lebih pas dikatakan dapat membantu proses penyembuhan pasien Covid-19.

Pria kelahiran 20 November 1953 ini menyatakan, zat aktif pada eucalyptus dapat dihirup untuk membantu pasien yang mengalami gejala sesak napas.

Akan tetapi, sebagai catatan, eucalyptus dalam bentuk kalung tetap harus diuji secara klinis.

“Kalau bentuk sediaannya minyak, akan cukup dosisnya untuk dihirup. Sehingga minimal bisa melegakan napas dan mengencerkan dahak,” kata Pramono.

“Dalam hal ini bisa membantu obat standar yang diberikan untuk pasien Covid-19 pada proses penyembuhan, bukan sebagai obat utama Covid-19,” pungkas alumnus Fakultas Farmasi UGM angkatan 1971 ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Menteri Basuki Siap Garap Lumbung Padi Pertama di Indonesia