Baca juga: Dubes Djauhari Ungkap Bisnis Baru yang Bisa Muncul Usai Pandemi Virus Corona
Selain harus go digital, UMKM dinilai Perry juga mesti membentuk kelompok atau klaster.
Hal itu merupakan upaya korporatisasi UMKM. Lalu, UMKM wajib meningkatkan kapasitasnya dalam masing-masing klaster.
“Selain itu diperlukan dukungan kemudahan akses terhadap pembiayaan atau modal dari perbankan atau perusahaan,” ujar Perry, Gubernur Bank Indonesia.
Lebih lanjut, Perry berharap produk-produk seperti kain ulos (khas Sumatera Utara) segera go digital untuk lebih memperluas penetrasi pasarnya.
“Saya suka menggunakan baju dari kain ulos. Motif ulos bisa digunakan untuk pakaian kerja atau dinas yang menarik,” tutur Perry, yang pernah membuat baju dari bahan kain ulos.
Baca juga: Subejo: Banyak Sektor Mandek, BUMDes Mesti Lakukan Inovasi
“Sehingga penggunaan kain ulos lebih luas, lebih dari sekedar untuk upacara adat,” jelas alumnus FEB UGM angkatan 1977.
Sementara itu, Hamied Wijaya menyambut baik pengaktifan dan mengucapkan selamat atas terbentuknya pengurus daerah KAFEGAMA SUMUT.
Sebagai bagian dari KAGAMA SUMUT, KAFEGAMA SUMUT diharapkan Hamied dapat berkontribusi nyata untuk pembangunan ekonomi daerah Sumatera Utara.
Acara pelantikan kemudian disambung dengan talkshow bertajuk Membangkitkan UMKM Sumatera Utara.
Narasumber yang dihadirkan dalam talkshow adalah Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat.
Kemudian, Ekonom Senior dan Pendiri CORE (Centre of Reform on Economics) Indonesia, Dr. Hendri Saparini; Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir, Saul Situmorang, S.E.,M.Si; serta pegiat UMKM dan pendiri Mocideli, Wasi Abbas. (Ts/-Th)
Baca juga: Solusi Penggemukan Ternak Jelang Idul Adha