Optimisme Kebangkitan Ekonomi di Indonesia Pasca Covid-19

1179

Baca juga: Syawalan Daring KAGAMA Jadi Momentum Menggerakan Energi Positif dan Solutif Hadapi Pandemi COVID-19

Tantangan itu adalah pemulihan berbagai sektor setelah memasuki fase  kenormalan baru (new normal).

Tak terkecuali sektor ekonomi yang mengalami hantaman keras selama wabah berlangsung.

Namun demikian, Ganjar melihat bahwa Indonesia masih memiliki tanda-tanda positif dalam menjemput kebangkitan ekonomi.

Hal itu dia ketahui setelah berkontak dengan Didik Purbadi, alumnus aktivis Gelanggang Mahasiswa dari Unit Marching Band yang kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kawasan Industri Kendal.

“Saya seneng kemarin alumni kita Mas Purbadi juga menginfokan bahwa investasi masih masuk, lumayan,” kata Ganjar.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp210 Triliun untuk Dukungan Dunia Usaha 

“Hal ini menunjukkan kita harus tetap survive. Hal juga harus terus kita gemakan ke masyarakat bahwa harus tetap optimistis dan kreatif untuk pemulihan berbagai sektor,” terang sosok 51 tahun tersebut.

Ketika dihubungi Kagama, Didik membenarkan hal tersebut. Alumnus Perencanaan Pengembangan Wilayah UGM angkatan 1990 ini juga mendukung upaya Pemerintah.

Yakni untuk tetap terus bekerja keras, cerdas, dan ikhlas, guna mengeksekusi foreign direct investment yang masuk ke tanah air.

“Sebagai contoh, perusahaan dari Taiwan, Jepang, Hongkong, China, dan Singapura tetap melaksanakan realisasi investasi dan pembangunan di Kendal yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus,” kata Didik.

Baca juga: Refleksi Gubernur BI Perry Warjiyo atas Ramadan di Tengah Pandemi

“Dalam kondisi saat ini yang diperlukan adalah saling kerja sama dan gotong royong para pihak dan temukan energi positif agar ekonomi berjalan,” jelas Ketua Marching Band UGM 1992 tersebut.

Didik menambahkan, rakyat pun dapat terus bekerja dan tetap beradaptasi dengan menjalankan protokol Covid-19 secara baik.

Baginya, saat ini adalah momentum yang tepat jika saling menguatkan dan melakukan bringing civilitazion together.

Yakni mengatasi berbagai persoalan utamanya dengan budi, cinta asih manusia dan kegotongroyongannya untuk membangun bangsa dan peradaban.

“Maka bangsa kita akan mampu bersaing dengan negara yang lebih maju yang saat ini pun mengalami kesulitan akibat pandemi,” pungkas mahasiswa berprestasi tahun 1994 tersebut. (Ts/-Th)

Baca juga: Jalan Didik Purbadi Temukan Jati Diri di UGM