
KAGAMA.CO, JAKARTA – Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memulai gerakan ‘Pernikahan Massal’ (Link and Match).
Program tersebut akan menikahkan pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Ph.D, pun menjelaskan tujuan utama Program Penguatan Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasi Tahun 2020 tersebut.
“Program ini diluncurkan agar kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja,” tutur Wikan kepada Kagama, Selasa (26/5/2020).
“Industri dan dunia kerja, mohon bersiap sambut kami,” terang alumnus D3 Teknik Mesin UGM angkatan 1993 tersebut.

Baca juga: Diskusi Kebangkitan Nasional KBRI Den Haag: Persatuan dan Kesatuan Indonesia adalah Sebuah Keajaiban
Wikan menambahkan, sekitar 100 prodi vokasi di PTN dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ditargetkan melakukan pernikahan massal pada tahun 2020 dengan puluhan bahkan ratusan industri.
Kemudian, lanjut dia, program ini akan diteruskan dan dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya dengan melibatkan lebih banyak prodi vokasi.
“Jadi, di masa pandemi ini, kita akan melakukan (semacam) perjodohan massal, bukan satu dengan satu, tetapi satu kampus vokasi dengan banyak industri,” ujar Wikan.
Wikan pun mengaku optimistis program ‘Pernikahan Massal’ ini akan menguntungkan banyak pihak.
Menurutnya, pihak industri dan dunia kerja jelas akan diuntungkan dengan skema pernikahan ini.
Baca juga: Cerita Ketua KAGAMA Malang Saat Kuliah di Jurusan Sulit Sambil Jualan Handuk