Alumnus Farmasi UGM Sebut 4 Cara yang Bisa Diambil Apoteker untuk Atasi Langkanya Masker N95

3384

Baca juga: Wabah Corona di Mata Guru Besar Kehutanan UGM adalah Obat Kesembuhan Alam Semesta

“Yakni apabila obat, alkes, atau APD (Alat Pelindung Diri) yang dibutuhkan sulit didapat.”

“Ketiga, meningkatkan kerjasama dengan Apoteker di RS lain, untuk bertukar informasi terkait penyediaan obat atau alkes dan informasi supplier,” terang Wakil Sekjen Pengurus Pusat IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) ini.

Keempat, kata Lusy, bekerja sama dengan Panitia Farmasi dan Terapi, maupun dengan tim-tim yang terlibat. Seperti Tim Pengendalian Infeksi, Tim Satgas Covid dan juga komite medis, untuk mencari alternatif obat atau alkes yang dapat digunakan sebagai alternatif terbaik.

Terakhir alias kelima, melakukan seleksi dan bekerja sama dengan beberapa supplier yang memiliki izin distribusi secara legal.

Lusy meyakini, lima langkah tersebut amat berguna untuk mencari solusi dengan landasan kepentingan bersama.

Baca juga: Dirut PT Danareksa Sekuritas Alumnus UGM Beberkan Tips Menjadi Kartini Masa Kini yang Sukses

Wanita kelahiran 1972 ini juga menawarkan solusi lain yang bisa dilakukan oleh apoteker untuk menyikapi kelangkaan APD. Solusi tersebut adalah melakukan reusable (penggunaan kembali).

“Dalam melakukan reusable, apoteker harus mengikuti panduan yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, agar fungsi APD dapat berjalan baik,” kata Lusy.

Lusy mencontohkan pada kasus kelangkaan masker N95. Menurutnya, masker N95 bisa digunakan kembali maksimal 5 kali.

Kecuali, kata dia, untuk dalam menghadapi kasus aerosol yang menyebabkan maser rusak.

Dalam hal ini, virus corona diyakini tidak disebarkan secara aerosol, melainkan droplet.

Baca juga: Kepedulian KAGAMA Penajam Paser Utara dalam Penanganan Wabah Corona