Baca juga: Bupati Kubu Raya Alumnus UGM Siapkan Tunjangan Kinerja untuk Tim Medis Pokja Tanggap Covid-19
Pasalnya, telah terjadi kelangkaan sekaligus harga hand sanitizer dan masker yang melabung.
“Ada dua juta orang yang bekerja sebagai ojek online atau ojol, jutaan lainnya freelance, tukang parkir, pedagang kaki lima, asongan, penjaga toko, penjaga SPBU, penjaga rel kereta, penjaga halte, supir taksi, pemulung.”
“Jadilah penerang di sekitarmu. Kita nggak hidup sendiri. Anda libur dapat gaji,” tutur Tirta.
Tirta menyebut, pembagian akan dibagikan secara acak di titik tertentu kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Akan tetapi, pria yang mulai berkuliah di FK-KMK UGM pada tahun 2009 ini enggan memberikan informasi secara spesifik di mana titik-titik pembagian masker dan hand sanitizer tersebut.
Baca juga: Tiga Hari Berjalan, 23 Ribu Mahasiswa UGM Manfaatkan Kuliah Daring
“Saya nggak akan bocorkan, nanti malah berkerumun,” ucap Tirta.
Masker dan hand sanitizer yang akan dibagikan Tirta dapatkan dari berbagai pihak.
Bahkan, followernya yang disebut sebagai CipengClan ikut berpartisipasi dengan mengirimkan kedua benda tersebut ke apartemen miliknya.
“Tanpa ada bantuan mereka akan sulit mendapatkan masker dan hand sanitizer dalam jumlah besar di kondisi seperti saat ini,” ujar Tirta. (Ez/-Th)
Baca juga: Langkah Sigap Bupati Puncak Alumnus UGM dalam Cegah Covid-19
