Inovasi Teknologi Karya Dosen UGM yang Mampu Genjot Budidaya Ikan Wader Pari

708

Baca juga: Ashiaap! Atta Halilintar Sebut Ganjar Pranowo Pemimpin yang Easy Going

Dengan begitu, pemijahan bisa dilakukan tanpa bergantung musim dan dapat digunakan setiap waktu.

Alat pemijah ikan wader pari terdiri dari rak pemijahan, akuarium utama, akuarium pemijahan, akuarium filter, dan sistem sirkulasi debit air yang dicirikan dengan akuarium pemijahan dengan ijuk sebagai media ikan bertelur.

Pemijahan dilakukan pada ruangan tertutup dengan kisaran suhu ruang 25-30 derajat celvius, periode cahaya dengan siklus 14 terang: 10 gelap serta kualitas oksigen terlarut pada kisaran 6-8.

Berikutnya pH 6,5-8 dan sirkulasi air dilakukan secara terus-menerus.

“Pemijahan dilakukan mulai jam 16.00 sampai dengan jam 07.00 keesokan harinya pada saat telur di panen,” jelas Bambang.

Teknologi yang dikembangkan Bambang sudah didaftarkan paten.

Ke depan ditargetkan bisa segera diproduksi massal sehingga bisa mendukung usaha budidaya ikan wader di Indonesia.

Baca juga: Menakar 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Rusia

“Untuk produksi alat, 1 unitnya sekitar Rp6 jutaan. Semoga dengan kehadiran teknologi ini bisa mendukung upaya konservasi dan budidaya ikan wader pari di tanah air,” tandasnya.

Budidaya massal tersebut dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan petani ikan lokal atau gabungan kelompok petani di Kulonprogo, Sleman, dan Gunungkidul.

“Melalui kemitraan ini bisa dilakukan pemijahan, pembesaran dan penyediaan larva, pembesaran dan penyediaan benih siap tebar. Pemeliharan dan penyediaan ikan siap panen usia 2-3 bulan dan penyediaan indukan usia 6-8 bulan,” paparnya.

Selain itu kerja sama pengembangan budidaya ikan wader pari secara insentif juga dilakukan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Budidaya dilaksanakan selama periode 2020-2025. (Kinanthi/ ed. Taufiq)

Baca juga: Tulisan Pram di Majalah Gadjah Mada: Tak Perlu Membangun Mitos Baru tentang Kejayaan Masa Lalu