Menjadi Alumni yang Peduli Tidak Harus Kaya Dulu

438

Baca juga: 3 Tipe Pengurus Pusat Kagama menurut Ganjar Pranowo

Semangat yang sama juga dilakukan oleh Sulastama.

Bersama kawan sesama alumni di Kagama Virtual, dirinya merintis Beasiswa Kagama.

Inisiatif ini berawal dari keprihatinnya pada mahasiswa yang keluarganya pernah menjadi korban tsunami.

“Pengadaan beasiswa ini mulai diusahakan sejak tahun 2011, dengan mengajak alumni untuk iuran Rp50.000 per bulan. Meski pelan, ini terus tumbuh,” ungkap Sulastama.

Program beasiswa ini kemudian disalurkan ke mahasiswa penerima beasiswa lewat Direktorat Pendidikan dan Pengajaran.

Sulastama mengungkapkan, saat ini sudah ada 322 orang penerima beasiswa.

Namun, baginya jumlah itu masih terbilang sedikit.

Baca juga: Ganjar Pranowo Resmi Lantik Pengurus Pusat Kagama Periode 2019-2024

“Memilih penerima beasiswa itu sesuatu yang berat bagi kami. Banyak yang mengajukan, melihat penghasilan orang tuanya mereka membutuhkan beasiswa. Sulit bagi kami untuk memotong mereka yang tidak mendapat,” ungkap alumnus Teknik Geologi UGM ini.

Selain itu, ada beasiswa Kagama Abadi yang dananya diinvestasikan ke instrumen investasi reksa dana.

Terakhir dana sejumlah Rp100 juta sudah diberikan pada UGM.

Program pengadaan beasiswa yang juga cukup sukses yaitu Kagama Lari Untuk Berbagi.

Dengan mengadakan sebuah event, terkumpul sejumlah dana yang didonasikan untuk beasiswa mahasiswa UGM.

Menurutnya, menjadi alumni yang peduli tidak harus kaya dulu.

“Semua alumni bisa menginisiasinya dari sekarang, asal ada kemauan,” pungkas Sulastama.

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M, CEO Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo, Dekan Sekolah Vokasi Wikan Sakarinto, ST, Ph.D dan Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Kinanthi)

Baca juga: Alumni UGM Penerima Beasiswa Diimbau Tingkatkan Kepedulian dan Membentuk Jejaring