Wisudawati Termuda, Dyan Pramitha: Ini Kado untuk Orang Tua

1780

Baca juga: Vira Enjella, Wisudawan Tersingkat UGM Diterima Magang di Kemensetneg RI

“Awalnya, Saya merasa pendekatan pembelajaran di prodi magister berbeda dengan pendekatan yang diterapkan di prodi kampus yang sebelumnya (UNS) ketika S1. Hal ini membuat saya sempat mengalami hambatan,” tambahnya.

Namun lambat laun dengan berbagai introspeksi dan ikhtiar, Dyan merasa bahwa ini merupakan tantangan baru yang harus dihadapi, hingga akhirnya berhasil menjadi master di bidang Linguistik.

Dara kelahiran Solo yang pada tahun depan akan menikah ini memiliki motto hidup, yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama manusia dimulai dari hal-hal sederhana.

Selain itu, memiliki hobi jogging dan traveling membuat Dyan sangat menyukai kota Jogja sebagai kota kedua setelah kota kelahirannya, Solo.

“Jogja makanannya manis semua, lebih manis daripada Solo. Akan tetapi, saya sangat menyukai kota ini yang kaya akan kebudayaannya,” terangnya.

Baca juga: Kisah Lijah, Perempuan Penjual Bunga Wisuda

Ketika ditanya soal kunci dan kiat selama menjalani perkuliahan, Dyan mengaku selalu sabar, terus berusaha, dan menjadi pendengar yang baik dalam berbagai diskusi.

Peran orang tua dalam keberhasilan seorang anak juga dirasakan oleh Dyan.

“Keluarga adalah pendengar sekaligus tempat tepat dalam berbagi semangat. Orang tua sangat bangga dengan pencapaian ini, pun bagi saya sebagai kado untuk mereka,” jelas Dyan.

Keberhasilan merengkuh lulusan termuda memicu Dyan untuk melakukan pencapaian-pencapaian lain ke depannya.

Ia merasa di umur 22 tahun ini masih banyak peluang yang dapat ia capai di kemudian hari.

Adapun tujuan saat ini, ia ingin menjadi dosen dan ingin meneruskan studi ke jenjang doktoral. (Sirajuddin)

Baca juga: Awalnya Minder, Arin Menjadi Wisudawan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB