Ketua Dewan Riset Nasional Sebut Alasan Jepang Unggul dalam Inovasi Makanan Lokal

596
Ketua Dewan Riset Nasional jebolan UGM, Dr. Bambang Setiadi, IPU, berbagi rahasia Jepang yang unggul dalam inovasi makanan lokal. Foto: Biskom
Ketua Dewan Riset Nasional jebolan UGM, Dr. Bambang Setiadi, IPU, berbagi rahasia Jepang yang unggul dalam inovasi makanan lokal. Foto: Biskom

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dewan Riset Nasional banyak melakukan riset dan inovasi di bidang pangan.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Riset Nasional, Dr. Bambang Setiadi, IPU, dalam Webinar bertajuk Pangan di Era New Normal yang digelar oleh Fakultas Teknologi Pertanian UGM beberapa waktu lalu.

Inovasi makanan tradisional antara lain produk sayuran, buah-buahan, produk kacang, fermentasi, bahkan hingga olahan susu.

Beberapa inovasi makanan tradisional tersebut, kata Bambang, diadaptasi dari Jepang.

“Dewan Riset Nasional selama ini memikirkan bahwa inovasi itu adalah invensi dikali komersialisasi, artinya inovasi ini kemudian digerakkan oleh pemerintah, perusahaan dan universitas yang  dikomersialkan, sehingga Jepang bisa seperti ini,” ujar Bambang.

Baca juga: 19 Tahun Jadi Jurnalis, Alumnus Sosiologi UGM Ini Merasa Terbantu dengan Ilmunya Selama Kuliah

“Mengapa Jepang itu hebat? Salah satunya karena inovasi, dengan cara invensi menggerakkan universitas dengan riset yang berkesinambungan.”

“Kemudian mereka membuat satu desa satu produk dan ketika riset dilakukan maka akan terjadi perubahan,” jelas Alumnus S3 Agronomi Fakultas Pertanian UGM ini.

Kata Bambang, Jepang menerapkan riset dengan konsep satu desa satu produk.

Ketika riset dilakukan, ada kerja sama yang dilakukan oleh industri, pemerintah, serta universitas dengan lembaga pendidikan.

Sementara itu, komersialisasi dilakukan dengan membentuk image bahwa makanan tradisional tak kalah dengan produk luar negeri.

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Panen Lele di Kampung Kenangan