Mahasiswa Bisa Lakukan Publikasi Review Artikel dan Buku

1053

Secara teknis, langkah berikutnya yang dilakukan yaitu menyiapkan artikel sesuai dengan susunan original research artikel. Ada lembaga yang meminta cover letter dan ada yang tidak meminta.

Namun, menurut Abdul, diminta atau tidak diminta, sebaiknya mahasiswa tetap membuat cover letter sebagai pengantar. Setelah itu buat judul yang menarik. Jika dalam bentuk proposal gunakan judul indicative title, sedangkan jika dalam bentuk jurnal gunakan informative title.

Untuk bagian abstrak, harus ada empat unsur, yaitu pendahuluan, tujuan, metode, hasil penelitian. kemudian yang tidak kalah penting adalah menentukan keywords. Abdul menyarankan untuk menggunakan kata-kata yang berbeda dengan judul. Tetapi, gunakan kata-kata yang ada di dalam tulisan secara keseluruhan, karena ini akan memudahkan dalam pencarian database di internet.

Dari sekian langkah yang dilakukan, Abdul memahami betul bahwa bagian paling sulit ada pada introduction. Tidak sedikit mahasiswa yang menulis bagian ini dengan isi yang terlalu panjang. Bagi Abdul, mahasiswa cukup menulis tiga hingga empat paragraf saja.

“Pada bagian ini, lakukan gap analisis. Tulisan bisa dramatis, tetapi jangan mendramatisir. Nilai jual publikasi pada bagian introduction,” ungkap pria kelahiran 42 tahun lalu ini.

Tidak Melulu Publikasi Penelitian

Abdul mendorong mahasiswa untuk menulis review atikel karena tingkat sitasinya yang cukup tinggi. Tidak melulu harus publikasi penelitian.

Review artikel artinya data yang diperoleh berasal dari studi literatur. Mahasiswa harus punya paper minimal review. Sekadar informasi bahwa review artikel bisa untuk syarat kelulusan di UGM.

Setelah banyak memotivasi mahasiswa untuk melakukan publikasi dan sedikit pemaparan teknis publikasi, Widi melanjutkan pembahasan tentang teknis publikasi secara keseluruhan.

Pada sesi ini, Widi berfokus pada pemaparan alur publikasi mulai dari submit hingga proses administrasi setelah lolos dari lembaga publikasi.

Selama ini, mahasiswa mempunyai kendala saat harus menulis jurnal. Widi melihat mahasiswa seringkali merasa kualitas tulisannya belum baik, belum memiliki pengalaman, takut ditolak reviewer, dan belum mempunyai kesadaran untuk mempublikasikan tulisan.

“Sebenarnya mahasiswa bisa mulai dari yang sederhana, misalnya melakukan review buku. Keuntungannya kita bisa dapat buku gratis,” ungkap perempuan yang menyelesaikan studi doktoralnya di University Of Cadiz, Spanyol.

Selain beberapa jurus jitu penulisan jurnal tersebut, terdengar isu bahwa menggandeng orang terkenal memiliki potensi untuk lolos lembaga jurnal.

“Cara ini belum tentu menguntungkan. Hal yang menentukan tetap kualitas artikel,” pungkas Abdul.(Kinanthi)