- Membantu keseimbangan
Sebuah penelitian berjudul “States Of Mind” yang dilakukan oleh Robert Schwartz dan Gregory Garamoni dari University of Pittsburgh, yang melihat hubungan antara emosi negatif dengan tingkat kecemasan, stres, dan depresi.
Hasilnya, manusia tidak hanya butuh emosi positif, tetapi juga perlu ada emosi negatif sebagai penyeimbang.
- Berperan sebagai katarsis
Saat emosi negatif muncul, kita akan cenderung berusaha melindungi diri dari bahaya. Rasa takut yang muncul ketika dalam bahaya bisa memicu eseorang untuk membuat suatu perubahan.
Oleh karena itu, jika emosi negatif malah dihindari, terkadang hal itu membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berkembang.
- Bisa membentuk tim yang baik
Salah satu jenis emosi negatif yang muncul adalah bad mood. Rebecca Mitchell dari Newcastle Bussines School melakukan sebuah studi yang membuktikan bahwa perasaan bad mood memicu seseorang lebih mengalihkan perhatiannya pada pekerjaan.
Ia juga menambahkan, tim yang sukses dipengaruhi oleh kepemimpinan yang memiliki keseimbangan emosi positif dan negatif.
Anggota timnya tidak hanya mengangguk-angguk saja saat bekerja, tetapi mereka juga menunjukkan sikap kritis.
Emosi negatif tidak selamanya buruk, karena bisa membuat anda termotivasi untuk lebih baik.
Namun, bukan berarti emosi negatif harus anda pelihara. Manfaatkan dengan bijak emosi negatif. (Kinanthi)
