Ayah Perokok Berisiko Ganggu Kondisi Kesehatan dan Sosial Anak

904

Penelitian dengan judul Dampak Kesehatan Anak Pada Periode Embrio, Janin, Bayi dan Usia Sekolah dengan Ayah Perokok yang dilakukan oleh mahasiswi Prodi DIV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM ini menjelaskan berbagai penyakit yang mungkin dialami anak dengan ayah seorang perokok.

Di antaranya pada masa embrio, akan mengalami gangguan karena adanya penurunan viabilitas sperma yang menyebabkan abortus spontan dan kerusakan kromosom DNA anak. Pada saat masih janin, anak dengan ayah perokok akan mengalami kelainan congenital atau kelainan bawaan.

Bayi dengan ayah perokok juga berkemungkinan lahir dengan berat badan rendah kurang dari 2500 gram. Kondisi ini akan memiliki risiko tinggi untuk megalami morbiditas dan mortalitas dini, karena oksigen (O2) yang diedarkan melalui sirkulasi darah menuju seluruh tubuh menurun.

Selain itu, ayah perokok meningkatkan risiko sebesar 1,68 kali terjadinya non-allergic erly-onset asthma pada bayi. Risiko tersebut bahkan meningkat hingga 3,24 kali jika kebiasaan merokok ayah elah dimulai sejauk berusia sebelum 15 tahun.

Sedangkan dampak secara sosialnya ialah terjadinya transmisi perilaku merokok  lintas generasi yang dapat melanggengkan rantai perokok di Indonesia. Anak dengan ayah perokok tiga kali berisiko turut menjadi peokok saat remaja.

Jika yang perokok ayah dan ibu, maka risiko perilaku merokok dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Namun jika ayah saja yang merokok, maka risiko perilaku merokok hanya terjadi pada anak laki-lakinya saja.

“Lebih lanjut hal ini dapat semakin memperparah dampak negatif merokok di setiap siklus kehidupan. Oleh karena itu, penting disadari bagi setiap ayah untuk lebih bijak dalam berperilaku merokok,” tulis Fitri dan Rahmawati.(Rosa)