Menristekdikti: Negara Pemenang adalah yang Mempunyai Inovasi

171

Selain itu, dalam bidang publikasi ilmiah juga masih rendah. Hingga tahun 2014 jumlah publikasi ilmiah Indonesia baru diangka 4.000, sedangkan Singapura mencapai 19.000 publikasi dan Malayasia sebanyak 28.000 publikasi.

“Dengan perbaikan sistem, pada tahun 2017 jumlah publikasi Indonesia mencapai 18.500 ini diatas Thailand dengan 16.800 publikasi. Dan pada 2018 ini sudah berhasil melampaui Singapura,” ungkapnya.

Saat ini jumlah publikasi karya ilmiah di jurnal internasional tertinggi masih ditempati Malaysia. Karenanya Nasir menargetkan pada 2019 mendatang Indonesia bisa menjadi pemimpin di ASEAN dalam publikasi ilmiah. Impian ini tidak main-main, saat ini pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mewujudkan hal tersebut.

“Mudah-mudahan di 2019 Indoensia bisa menjadi leader di Asia Tenggara,” harapnya.