Berdasarkan data Trade Map, pertumbuhan ekspor industri ini juga terlihat positif, dari USD 4,85 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 5,01 miliar tahun 2016 atau naik 3,3 persen. Menurut Ngakan, ada tiga faktor yang mendorong industri dapat maju, yakni investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM). “Ketiga faktor itu harus saling melengkapi,” ujarnya.
Khusus faktor SDM, Ngakan menegaskan, perlunya peningkatan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan dunia industri saat ini. Oleh karena itu, pendidikan vokasi disiapkan guna menyiapkan tenaga kerja yang terampil. “Pemerintah juga terus memberikan bekal ilmu pengetahuan dasar terkait industri kepada anak didik di bangku sekolah yang kemudian akan dikembangkan oleh dunia industri,” tuturnya.
Kemenperin telah melaksanakan program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. Program yang dimulai sejak Februari 2017 ini, telah diluncurkan empat tahap hingga bulan Oktober.
Dalam rangka mempromosikan produk unggulan industri kulit, produk kulit dan alas kaki nasional, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) menyelenggarakan Pameran Kulit, Produk Kulit, dan Alas Kaki 2017 di Plasa Pameran Industri dengan tema “Local Goods for Lifestye”, yang berlangsung selama empat hari, tanggal 7-11 November 2017, dimulai pukul 08.00-17.00 WIB.