Pendidikan Vokasi Berkontribusi Bangun SDM Indonesia

189

BULAKSUMUR, KAGAMA – Pendidikan Vokasi memiliki kontribusi besar dalam membangun sumber daya manusia (SDM). Sehingga, SDM Indonesia memiliki daya saing global. Karenanya, generasi muda harus terus berupaya mengembangkan diri agar tidak kalah bersaing di era global. Selain itu, mereka juga dituntut untuk mampu menguasai perkembangan teknologi dan memiliki nilai jual lebih dari orang lain serta menjaga nasionalisme dan etika.

Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI, Dr. Muhammad A.S. Hikam, Kamis (10/8/2017) di hadapan 2.194 mahasiswa baru Sekolah Vokasi UGM menyampaikan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan global penting dimiliki generasi muda saat ini.“Karenanya, perlu dilakukan pembangunan bidang SDM Indonesia  agar dapat bersaing di dunia global, salah satunya melalui pendidikan vokasi,” katanya.

Dalam Stadium General yang merupakan rangkaian kegiatan PPSMB Permadani SV UGM 2017, di Grha Sabha Pramana UGM, A.S. Hikam menyampaikan pidato “Peranan Vokasi dalam Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja di Era Global”. Hikam menambahkan, kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja muda, cekatan, dan terampil sangat tinggi. Tak hanya itu, dunia industri juga membutuhkan tenaga kerja dengan sikap dan soft skill yang baik, siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya survival tinggi.

“Pilihan Anda masuk Sekolah Vokasi adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan masa depan di era global dan menuju Indonesia  emas,” tegas alumnus Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Pendidikan vokasi, lanjutnya, merupakan pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta berkemampuan untuk siap kerja. Dengan demikian, lulusan pendidikan vokasi mampu bersaing secara global karena fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi aplikatif.

“Lulusan Sekolah Vokasi ini siap dan terbiasa dengan dunia kerja,” tuturnya.

Menurut Hikam, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada 2020-2030 mendatang. Saat itu angkatan kerja di Indonesia akan mencapai angka 70 persen. Bonus demografi ini harus dipersiapkan secara matang agar bisa memberikan keuntungan bagi bangsa dengan menyiapkan sumber daya manusia dan lapangan kerja yang berkualitas. Apabila tidak ditangani dengan baik, bonus demografi ini dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi bangsa.

“Penting bagi generasi muda mempersiapkan diri dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Karena, di tangan Anda semua masa depan bangsa  Indonesia nantinya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Dekan Sekolah Vokasi UGM, WikanSakarinto, Ph.D., menyebutkan saat ini pihaknya tengah fokus mengupayakan pendirian D4 dan S2 Terapan. Langkah tersebut diambil sebagai upaya memberikan saluran bagi lulusan D3 untukmelanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pada kesempatan itu Wikan juga menyampaikan tentang berbagai peluang program magang, beasiswa, serta kerjasama dengan berbagai mitra baik dalam maupun luar negeri dalam pengembangan Sekolah Vokasi. Juga, membagi kunci sukses sebagai mahasiswa tidak hanya dengan pencapaian IPK tinggi, namun memiliki soft skill, sikap, kesehatan, serta integritas tinggi.[Humas UGM/Ika/rts]