Suka dan duka tentu dialami semua mahasiswa.
Selain tantangan, rasa haru juga menyelimuti Yeshua saat melaksanakan coass di salah satu rumah sakit di Kabupaten Banyumas.
Yeshua punya kesan mendalam dengan pengalamannya ini.
“Untuk pertama kalinya aku membantu persalinan. Anak lahir dengan normal, ibunya senang. Di situ aku ngerasa terharu udah bisa menolong orang,” pungkas alumnus SMA Negeri 3 Yogyakarta itu.
Motivasi diri turut mengiringi langkah Yeshua dalam berproses. Prinsipnya, belajar bagi Yeshua bukan kewajiban, tetapi kebutuhan.
Seseorang yang tidak menyukai pekerjaanya, sudah pasti tidak akan bisa melakoninya dengan lancar.
Penting bagi semua orang untuk punya cara sendiri membangun suasana belajar yang menyenangkan.
Menurut Yeshua, suasana menyenangkan saat belajar bisa tumbuh dari passion dan ingatan tentang orang tua.
Selama berjuang, Yeshua banyak terinspirasi dari sosok Bapaknya.
Yeshua sedikit bercerita soal sang Bapak yang merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
“Beliau pekerja keras, disiplin, dan rajin. Yang membimbing aku selama ini dan membuat aku sampai di tahap ini ya Bapak,” ujar wisudawan yang menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun itu.
Selain sosok Bapak, pengalaman masa kecil ikut mendorong tekad Yeshua untuk belajar di dunia kedokteran umum.
“Ibu saya dulu perawat. Sejak kecil udah sering ikut ke rumah sakit. Dari situ aku punya keinginan untuk jadi dokter,” pungkas Yeshua.
Yeshua mengaku cita-citanya saat itu hanya sekadar mimpi semasa kanak-kanak.
Namun, ia semakin mantap dengan cita-citanya tersebut saat duduk di bangku SMA.
Selepas menjadi sarjana, Yeshua akan fokus dengan kegiatan coass-nya di RS Sarjito dan menjalani profesinya dengan baik, serta bisa menyelesaikan semua kewajibannya itu tepat waktu.
Rencana ke depan Yeshua ingin menjajal terjun ke dunia kerja, baru kemudian lanjut ke pendidikan spesialis.
Di sisi lain, ia tak lupa mengimbangi perjalanan kariernya dengan kegiatan kerohanian. Yeshua juga memilki keinginan untuk menjadi pelayan gereja.(Kinanthi)
