Tentang Fresh Graduate yang Menolak Gaji Rp 8 Juta dan Persoalan Dunia Kerja Mereka

2357
Bagaimana seharusnya fresh graduate sebagai pelamar kerja merespon jumlah gaji yang ditawarkan perusahaan? Foto: Nabil
Bagaimana seharusnya fresh graduate sebagai pelamar kerja merespon jumlah gaji yang ditawarkan perusahaan? Foto: Nabil

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Belakangan isu seputar fresh graduate yang melamar pekerjaan sedang ramai diperbincangkan.

Beredar sebuah postingan instagram story yang mengaku alumni Universitas Indonesia (UI).

Dalam postingan tersebut ia menuliskan, “Jadi tadi gue diundang interview kerja perusahaan lokal dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang. Hello meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI, Pak. Universitas Indonesia. Jangan disamain sama fresh graduate dengan kampus lain dong ah. Level UI mah udah perusahan luar negeri. Kalau lokal mah oke aja, asal harga cocok,” tulisnya.

Postingan ini kemudian viral di berbagai media sosial seperti twitter dan instagram.

Seperti biasa, warganet pun ikut mengomentari postingan tersebut, ada yang pro maupun kontra.

Baca juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Munas Kagama 2019

Isu viral ini kemudian kembali mengingatkan masyarakat, terutama bagi fresh graduate dan mahasiswa untuk mempersiapkan diri ke dunia kerja dengan matang, terutama dalam hal mempertimbangkan gaji yang akan diterima saat bekerja.

Terdapat Pergeseran Sikap Mahasiswa Maupun Alumni di Setiap Era

Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., Ph.D ikut menanggapi postingan viral ini.

Ditemui KAGAMA beberapa waktu lalu, Panut membandingkan sikap fresh graduate zaman sekarang dengan zamannya ketika kuliah.

“Dulu orang kalau ngelamar kerja masih memelihara sikap nerima. Bisa melamar kerja sampai ke tahap wawancara saja sudah bersyukur. Masa mau ngarani gaji? Kan gaya berpikir orang zaman dulu seperti itu, sehingga pekerja hanya menuruti kebijakan perusahaan,” jelas Panut.

Namun, di era saat ini, sikap pelamar yang nerima menurut pengamatan Panut, sudah dinilai tidak baik oleh pewawancara.

Sebab, sikap tersebut mengindikasikan minimnya wawasan pelamar tentang kisaran gaji seorang pekerja.

Kecocokan merupakan pertimbangan seorang pelamar memilih perusahaan tertentu. Foto: Nabil
Kecocokan merupakan pertimbangan seorang pelamar memilih perusahaan tertentu. Foto: Nabil

Baca juga: Kagama Papua Barat Ajak Seluruh Alumni Bangun Tanah Papua

Selain itu, sikap terlalu nerima dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja dia saat bekerja.

Misalnya, dia bersikap pasif dan tidak inisiatif.

“Untuk itu, orang saat ini harus show off, harus berani menunjukkan diri, termasuk keluasan berpikirnya soal kisaran gaji. Intinya pelamar harus mencari tahu banyak soal itu sebelum melamar pekerjaan,” ujar panut.

Artinya, kandidat paham tentang kisaran gaji fresh graduate, tetapi juga harus bisa menilai diri, tidak bersikap nerima.

Ia menambahkan, selain mahasiswa UI, saat ini sikap dan cara berpikir lulusan UGM pun juga sudah bergeser.

Baca juga: Empat Wawasan Kagama yang Perlu Diketahui Alumni Baru

Diceritakan oleh Panut, tidak sedikit anak dari alumni UGM yang kuliah di UGM.

Orang tua mahasiswa semasa muda masih memelihara sikap nerima berkat didikan orang tuanya dulu.

Sementara anaknya yang lahir di zaman ini, sudah dididik sesuai menurut era orang tuanya yang sudah sukses, sehingga sikap nerima itu tidak lagi diwariskan.

Viral Akibat Cara Penyampaiannya

Terkait cara penyampaian dan sikap lulusan UI tersebut, Panut menduga ada persoalan pada unggah-ungguh atau tepa slira yang belum ditanamkan dalam dirinya.

Menurutnya hal-hal semacam ini yang kemudian harus dikuatkan lagi.

Di samping itu, perlu juga seseorang untuk berempati terhadap orang lain, termasuk ketika beraktivitas di media sosial.

Komisaris Engineering Career Center (ECC) UGM, Nurhadi, S.T., ikut menanggapi postingan viral tentang fresh graduate yang menolak gaji 8 juta tersebut.

Nurhadi memaparkan, postingan tersebut menurutnya menjadi viral karena cara penyampainnya yang kurang tepat.

Baca juga: Abiprayadi Imbau Wisudawan Membawa Nilai-nilai ke-UGM-an di Dunia Kerja

“Tetapi, dari segi konten wajar ya, maksudnya untuk anak UI, UGM, dan seterusnya. Tergantung juga perusahaan apa dulu,” jelas Nurhadi.

Apalagi dalam tataran masyarakat kita, opini yang disampaikan dengan sikap terlalu bangga sampai cenderung ke sikap sombong, biasanya bakal menuai komentar negatif.

Pembekalan Khusus Mahasiswa Sebelum Masuk ke Dunia Kerja

Pembekalan mahasiswa sebelum lulus juga telah diupayakan UGM.

Panut menuturkan, pihaknya mengimbau kepada para dekan dan dosen untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme, serta mengajarkan soft skill dan pengetahuan umum.

“Sebelum lulus harus tahu masalah-masalah yang ditanyakan saat wawancara kerja, supaya bisa menjawab, bisa berpendapat. Orang harus think smart juga. Misalnya cari tahu soal dunia kerja ke kakak tingkat yang sudah lulus dan bekerja. Kalau sudah tahu, pas ditanya ya nggak geragapan,” jelas Panut.

Ia menambahkan, dengan cara tersebut lulusan tidak lagi terkejut dengan tawaran gaji yang diberikan perusahaan.

Lagi pula, perusahaan tidak mencari yang terbaik, tetapi mencari kandidat yang cocok dengan perusahaannya.

Baca juga: Mengalami Bullying di Tempat Kerja? Hadapi dengan Cara Cerdas