Teliti Manfaat Teknologi Nuklir bagi Kehidupan, Hantarkan Agus Budhie Wijatna Jadi Guru Besar

922

Baca juga: Gelar Pelatihan PFA, KAGAMA Sumsel Ingin Siswa Sekolah Tetap Ceria di Masa Pandemi

Sehingga secara kimiawi zat perunut menyatu dengan materi yang dirunut, namun sifat-sifat fisikanya berbeda.

Karakteristik ini yang menyebabkan isotop sebagai perunut memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan perunut-perunut lainnya.

“Sedangkan Isotop alam atau isotop lingkungan (natural isotopes atau environmental isotopes) adalah isotop yang keberadaannya di lingkungan tanpa rekayasa manusia.”

“Isotop-isotop alam yang sering digunakan sebagai perunut dalam studi hidrologi adalah hidroisotop (hydroisotope),” kata Agus.

Agus menjelaskan, penggunaan isotop alam sebagai komplemen dari isotop buatan, dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan sumber daya air.

Baca juga: Begini Langkah Pertolongan Psikologis yang Bisa Diberikan Remaja kepada Temannya

Isotop alam dalam studi air tanah dapat memberikan informasi tentang asal-usul, interaksi antar akuifer atau dengan air permukaan, penentuan umur, sumber pencemar dan salinisasi, dan studi kelayakan sumber panas bumi.

Berdasarkan hasil penelitiannya dalam penerapan Hidroisotop untuk Konservasi Lingkungan, Agus menemukan bahwa isotop alam bisa digunakan untuk mengetahui dinamika air tanah.

Di antaranya untuk mengetahui asal usul air tanah, deteksi Kebocoran waduk, studi penggaraman airtanah, dan rekonstruksi perubahan iklim.

“Sebagai contoh, untuk mengetahui apakah air tanah itu asin atau tawar dapat ditentukan dengan mudah berdasarkan rasanya, derajat keasamannya (pH), daya hantar listrik (DHL), dan nilai salinitas air tanah.”

“Namun parameter-parameter tersebut belum dapat digunakan untuk mengetahui darimana asal-usul garam (NaCl) yang masuk ke dalam air tanah,” ungkap Agus.

Penggunaan isotop alam juga bisa digunakan untuk mengetahui terjadinya perubahan iklim dan vegetasi di masa lampau, masa kini, dan memprediksi iklim di masa mendatang.

Dalam rangka studi perubahan iklim dan vegetasi di masa lampau, melalui sampel staklatit dari Goa Seropan Kabupaten Gunung Kidul, Agus mendapati bahwa iklim Kabupaten Gunung Kidul didominasi iklim kering.

“Di samping staklatit, terumbu karang (coral), sedimen laut dan sedimen danau juga dapat digunakan sebagai sampel untuk merekonstruksi perubahan iklim dengan menggunakan perunut isotop alam,” pungkas Agus. (Wmp/-Th)

Baca juga: Saran Dokter RSA UGM untuk Cegah Covid-19 yang Disebut Sudah Menyebar via Udara