Tak Hanya Corak Yogyakarta yang Dipamerkan dalam Festival Batik DWP UGM

774

Baca juga: Orkes Keroncong Adigita Gama Sabet Juara I Lomba Grup Keroncong 2019

Dia menambahkan, Yogyakarta sudah ditetapkan sebagai kota batik dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia atau World Craft Council sejak 2014.

Karena itu, DWP termotivasi mengundang berbagai pakar batik untuk berbagi wawasan pada kesempatan kali ini melalui seminar.

DWP UGM juga mengadakan lomba cipta citra batik yang pemenangnya diumumkan pada Rabu (12/12/2019).

Nur Indriyanti juga berharap DWP UGM bisa terus berkontribusi untuk mengangkat citra batik Indonesia di mata dunia.

Sementara itu, Rektor UGM Prof. Panut mengatakan bahwa penerimaan batik sebagai busana kini sudah semakin terbuka.

Baca juga: Marak Ujaran Kebencian, Apa yang Harus Dilakukan Warganet?

Mantan Dekan Fakultas Teknik UGM ini memandang bahwa batik sekarang lazim dikenakan di acara-acara resmi, seperti pernikahan dan kajian.

Prof. Panut juga berharap batik dapat diseriusi untuk dapat menghadirkan corak-corak baru berdasarkan filosofi bangsa Indonesia.

Di akhir kalimat, pria kelahiran Kebumen ini menutup sambutannya dengan pantun “Pergi ke kota membeli gula aren, ibu-ibu Dharma Wanita memang keren”.

Seminar Batik yang menghadirkan tiga pembicara turut menyemarakkan acara pada hari pertama.

Selain itu, pada waktu yang bersamaan juga diadakan Sarasehan Obat dan Pengobatan Tradisional dari Dewan Guru Besar (DGB) UGM.

Acara tersebut menghadirkan empat pakar dari kalangan akademisi maupun praktisi.

Ada pula 11 stan produk jamu yang menghiasi pelataran Grha Sabha Pramana.

Selain seminar dan sarasehan, festival pada hari pertama ditutup dengan Lomba Fashion Show dari DWP UGM. (Tsalis)

Baca juga: Ketika Misuh Diucapkan Lelaki dan Perempuan Jawa Timur