Perlu Upaya Serius Kuatkan UMKM di Masa Krisis

131

Baca juga: Peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM Jelaskan Cara Atasi Bakteri Listeria

Tampak dari perilaku masyarakat yang saling berbagi, dengan membeli barang kebutuhan di lingkungannnya sendiri.

Selanjutnya, pihak yang perlu didorong juga adalah BUMN dan BUMD untuk menjadi offtaker bagi hasil produksi UMKM.

Menurutnya, strategi ini akan membuat permintaan terhadap produk UMKM semakin tinggi.

Ari mendukung upaya-upaya pemerintah untuk terus melindungi UMKM, baik dengan cara restrukturisasi kredit atau penambahan modal kerja.

Saat ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersiap diri menghadapi semangat ekonomi baru. Sebuah era ekonomi baru yang akan melanggengkan budaya interaksi virtual.

Baca juga: Batara Kala adalah Pertanda Kemunculan Wabah dalam Pewayangan

“Kita harus bersiap untuk beradaptasi dengan ekonomi digital. UMKM harus didorong untuk melakulan transformasi digital secara cepat.”

“Dari data yang kami peroleh, selama pandemi terjadi peningkatan presentase belanja online sebanyak 10-15 persen. Ini peluang besar yang harus disambut baik oleh UMKM,” ujar pria asal, Ubud, Bali ini.

Sampai saat ini, sudah ada 8 juta UMKM yang sudah melakukan digitalisasi. Ke depannya, diharapkan bisa bertambah lagi jumlahnya.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pendampingan, berupa pelatihan yang tujuannya mempersiapkan UMKM Indonesia di era digital.

“Namun, kita berharap produk yang membanjiri media pemasaran digital, seperti e-commerce bukan produk luar negeri. Justru kami mengharapkan yang lebih banyak adalah produk dalam negeri,” tuturnya.

Kampanye kepada masyarakat untuk membeli produk dalam negeri, merupakan langkah baik untuk membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.

Membeli produk UMKM kata Ari, perlu dibiasakan dalam kebiasaan sehari-hari. Misalnya, untuk kepentingan rumah tangga, usaha, atau di tempat kerja. (Kn/-Th)

Baca juga: Konsep BUMP Langkah Strategis Pemberdayaan Petani