Pemenang Lomba Cipta Citra Batik UGM 2019 Akui Dapat Inspirasi Dua Minggu Saja

1160

Baca juga: Anies Baswedan Raih Penghargaan Usai Sterilkan DKI Jakarta dari Korupsi

Dwi Oktaviani dengan motif Batik Andhap Asor, dan yang terakhir ada Y Sigit Supradah dengan Batik Gurda Kusuma Griya.

Lima peraga  lantas berlenggak-lenggok untuk memamerkan kain citra batik para nomine.

Setelah dilakukan penjurian dari empat dewan juri pada hari sebelumnya, terpilihlah Y Sigit Supradah sebagai pemenang.

Nur Indrianti menjelaskan mengapa Batik Gurda Kusuma Griya karya Y Sigit Supradah terpilih sebagai yang terbaik.

“Dari citra yang ditampilkan, batik ini sesuai dan tepat dengan konsep akan sebuah rumah besar sebagai kawah candradimuka,” ujarnya menerangkan.

“Kuncup-kuncup yang diwujudkan mengambarkan tunas kusuma bangsa, sebagaimana konsep karya batik yang diharapkan mampu menjadi pelopor,” terangnya.

Bu Panut juga memandang, batik karya Y Sigit Supradah mampu memperlihatkan transformasi desain dengan baik, yakni dengan stilisasi objek sehingga mampu menciptakan motif yang indah.

Baca juga: Teknologi Pemanfaatan Batu Bara Bersih Belum Berkembang, Mengapa?

Untuk diketahui, stilisasi adalah pengubahan gaya bentuk yang diperoleh dari alam dengan penyesuaian artistik dalam karya seni.

“Dalam Bahasa Jawa hal ini diistilahkan dengan lengeng. Apabila Ibu dan Bapak memperhatikan dengan seksama, keindahan batik ini diperlihatkan oleh cepluk bunga-bunga dan sulur yang merambat kuat,” ucap Ibu Panut.

“Hal itu menandakan adanya stilisasi logo UGM. Stilisasi Burung Garuda yang menaungi Gedung Balairung juga terlihat di batik ini,” katanya menjelaskan.

Wanita yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor I UPN Veteran Yogyakarta ini juga menyebut stilisasi caping petani tampak pula pada motif batik Gurda Kusuma Griya karya Y Sigit Supradah.

Caping petani dinilainya mampu menggambarkan simbol kerakyatan UGM.

“Pemilihan warnanya pun sangat sesuai dengan khas batik Yogyakarta. Karya cipta batik Gurda Kusuma Griya memang tepat digunakan sebagai seragam UGM dan memungkinkan dikembangkan lebih jauh,” ucapnya.

Kelima nomine lalu menerima hadiah uang tunai yang diserahkan oleh Rektor UGM Prof. Panut Mulyono.

Baca juga: Penyebab Kelompok Agama Legalkan Tindak Kekerasan

Total hadiah Rp22 juta rupiah diberikan dengan Rp10 juta di antaranya menjadi milik Y Sigit Supradah sebagai pemenang kompetisi.

Dapat Inspirasi Dua Minggu

Saat ditemui KAGAMA selepas acara, pria yang bekerja sebagai desainer grafis itu mengaku senang sekali bisa memenangi kontes ini.

Pasalnya Y Sigit melewatkan beberapa ajang karya batik dalam setahun ini.

“Saya bisa memperoleh inspirasi ide motif ini sekitar dua minggu, tapi setiap saat Saya mencoba mencorat-coret,” Y Sigit kepada KAGAMA.

“Saya juga mengambil Balairung sebagai inspirasinya, salah satu gedung termodern dan tertua di Indonesia. Bukan Grha Sabha Pramana, ” ucap pria yang berasal dari Bogor ini.

Waktu dua minggu itu dia gunakan untuk menemukan cara yang tepat memasukkan unsur Pancasila ke dalam kain batik.

Pria 64 tahun ini mengaku sempat latah, hingga akhirnya memutuskan mencomot Burung Garuda sebagai salah satu yang khas dari karyanya.

Meski menang, Y Sigit menganggap karyanya masih belum komplet lantaran belum ada isen-isen seperti ceceg. 

Kendati demikian, dia menilai kemampuannya semakin terlatih berkat mengikuti Lomba Cipta Citra batik UGM pada kesempatan kali ini. (Tsalis)

Baca juga: Dharma Wanita Persatuan UGM Ajak Masyarakat Makan Ikan