Munas XIII Kagama Akan Gelar Selebrasi Keberagaman Lewat Kesenian

648

Baca juga: Suka Meneliti, Aurelia Virgita Jadi Lulusan Terbaik Magister Psikologi UGM

Tidak Sekadar Konsolidasi Gagasan dan Organisasi

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana menyampaikan, penyelenggaraan Munas Kagama tahun 2019 ini memiliki keunikan, yakni rentang waktunya yang lebih penjang.

Sebelumnya ada seminar Pra Munas di empat kota tersebar di empat pulau.

Hal ini untuk memperlihatkan bahwa Indonesia itu beragam.

Ari menjelaskan, kita harus melihat permasalahan dari konteksnya melalui keberagaman itu.

Setelah menggelar empat seminar, kemudian pada puncaknya digelar seminar di Bali pada Kamis (14/11/2019).

“Ini bukan hanya semata-mata sebagai ajang konsolidasi pemikiran organisasi, kita juga berupaya untuk membangun konsolidasi gagasan. Pemikiran itu untuk munasnya, gagasan itu lewat seminar,” jelas Ari.

Menurut Ari, seminar ini unik, sebab Kagama secara khusus mengangkat tema Roadmap Pembangunan Sumber Daya Manusia, yang diikuti konsolidasi organisasi.

Baca juga: Kiprah dan Prestasi 9 Anggota KAGAMA yang Jadi Menteri Kabinet Indonesia Maju

“Konsolidasi organisasi biasa kita lakukan dan ini menjadi proses untuk melakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan selama lima tahun. Kemudian melahirkan pemikiran baru. Tidak hanya bahas AD ART, tetapi juga membahas Garis-garis Besar Haluan Kagama (GBHK) dan ada juga rekomendasi eksternal,” ungkap Ari.

Ari memaparkan, Munas XIII Kagama tidak hanya melakukan evaluasi, tetapi juga ada proses membangun arah pengembangan visi ke depan.

Baru setelah itu dilanjut proses pemilihan ketua umum dan pimpinan pusat Kagama. Terakhir ditutup dengan acara pentas seni.

“Jadi intinya, unik karena prosesnya panjang, ada konsolidasi gagasan, konsolidasi organisasi, evaluasi organisasi. Namun, juga diisi kegembiraan selebrasi keberagaman melalui kesenian,” tandasnya.

Mengapa Bali dipilih sebagai tempat penyelenggaraan?

Karena Bali bisa dibilang sebagai tempat yang mempunyai centrum dan epicentrum, artinya menjadi pusat dari segala sesuatu yang memiliki dampak luas bagi Indonesia.

Ari menjelaskan, Pulau Bali berada di tengah, menjadi titik strategis bertemunya orang se-Indonesia.

Baca juga: Solusi Sampah Plastik dari UGM