Kisah Teguh Tuparman, Satpam UGM yang Kuliahkan Anaknya sampai Doktor

553

Tekun Bekerja untuk Membayar Kuliah

 Perjuangan berat demi meraih pendidikan ternyata juga ditanggung oleh Tyas. Sejak menempuh jenjang pendidikan S1 hingga doktor ia sudah terbiasa mandiri. “Dulu waktu S1 uang kuliah masih dibayar Bapak, tapi untuk biaya hidup sehari-hari saya bekerja di Warung Kopi Blandongan dan rutin berjualan salak di Sunmor,” kata Tyas.

Perjuangan yang lebih berat dialami Tyas ketika dia ingin melanjutkan studi master di Prodi Pariwisata UGM. Untuk mengumpulkan biaya, ia terlebih dulu bekerja di LSM dan PSKK UGM selama kurang lebih 2 tahun. Setelah itu dirinya menyampaikan keingnannya untuk kuliah S2 kepada sang ayah.

“Bapak bilang gak sanggup karena adik-adik saya masih sekolah, akhirnya selama ambil master saya nyambi kerja di LSM Karsa yang bergerak di bidang kehutanan dan pemberdayaan masyarakat, tetap berjualan salak tiap wisuda, serta membantu dosen penelitian,” kenangnya.