
KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Akademisi perlu berperan aktif melalui program Kampus Merdeka guna menyukseskan pembangunan desa berkelanjutan.
Program kampus merdeka diharapkan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang diinginkan.
“Program ini bagus karena dapat mendorong kaum muda untuk sadar tantangan yang ada sejak dini,” ujar Dr. Geni R Sunaryo, perwakilan dari Himpunan Masyarkat Indonesia (HIMNI).
Hal tersebut Geni sampaikan saat membuka Focus Group Discussion: Bincang-Bincang BUMDesa bertajuk Peran Aktif Akademisi Melalui Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Guna Menyukseskan Pembangunan Desa Berkelanjutan (SDGs).
FGD tersebut digelar pada Senin (15/3/2021) secara daring oleh Perserikatan BUMDesa Indonesia (PBI) bekerja sama dengan Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI).
FGD dihadiri peserta dari berbagai wilayah Indonesia baik dari unsur pemerintah, universitas, swasta hingga mahasiswa, dan BUMDesa beserta masyarakat desanya langsung.
“Sistematika pelaksanaan dalam kampus merdeka ada delapan, yaitu pertukaran pelajar, magang, mengajar di sekolah, melakukan riset atau penelitian, kemanusiaan, wirausaha, studi proyek independen, dan membangun desa,” imbuh Geni.

Baca juga: Public Speaking Nggak Cuma Perkara Orang Bisa Ngomong Panjang Lebar
Dalam kesempatan tersebut, Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. hadir sebagai narasumber.
Rika merupakan Founder, Konseptor & Tenaga Ahli G2R Tetrapreneur (G2RT) dan Dosen Senior Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Rika, yang juga bertugas sebagai Dewan Pembina PBI, mengawali pemaparannya dengan menjelaskan pengertian tiga konsep dasar, yaitu merdeka, ilmu, dan guru.
Merdeka memiliki arti bebas dari segala sesuatu yang tidak mengusung kemanusiaan; berdiri sendiri; dan tidak terikat atau bergantung kepada orang lain atau pihak tertentu.
Ilmu, kata Rika, adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu dan harus memiliki manfaat.
Sementara Guru, merupakan seseorang yang pekerjaannya mengajar. Kemudian, salah satu peran aktif akademisi adalah networking atau jaringan.
“Semakin banyak komunikasi atau semakin dekat interaksi, maka ilmu akan semakin berkembang.”
Baca juga: Ini Persembahan Alumni untuk Lustrum ke-XV Fakultas Pertanian UGM