Kegiatan Ini Sebabkan Malaria Sulit Dilenyapkan dari Bukit Menoreh

548

Baca juga: Antisipasi Covid-19, Klinik Korpagama UGM Layani Screening Pasien

Mobilitas warga di tiga kabupaten ini cukup tinggi, sehingga kegiatan periksa sediaan darah sebelum masuk wilayah kabupaten yang dikunjunginya, cukup merepotkan warga.

Alhasil, surveilens migrasi tidak berjalan secara maksimal.

“Kegiatan surveilens migrasi lintas sektor dan lintas wilayah sudah dilakukan di tingkat stakeholder, tetapi belum dilaksanakan hingga ke tingkat bawah/desa. Karena belum didukung penuh oleh warganya,” jelas peneliti.

Peneliti menyimpulkan, tradisi dan kebiasaan malam hari salah satu faktor penularan malaria.

Baca juga: dr. Tirta: Masyarakat Jangan Buat Hand Sanitizer Sendiri, Lebih Baik Cuci Tangan Pakai Sabun

Sementara terkait surveilens migrasi, cara ini dinilai masih tepat untuk mengeliminasi penyakit malaria.

Tetapi perlu dimaksimalkan lagi implementasinya, terutama dari keterlibatan warga.

“Suatu program akan diterima dengan baik bila memperhatikan atau bersinergi dengan kondisi atau muatan lokal sosial budaya,” usul peneliti. (Kn/-Th)

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Lawan Corona dengan Jambu Kristal dan Madu Trigona