Kedatangan Menlu Retno di Yogya Annual Art #5 Membuat Butet Kartaredjasa Menangis

570
Pameran Yogyakarta Annual Art #5 yang digelar seniman Butet Kartaredjasa dihadiri oleh Menteri Luar Negeri alumnus UGM, Retno Marsudi. Foto: Butet
Pameran Yogyakarta Annual Art #5 yang digelar seniman Butet Kartaredjasa dihadiri oleh Menteri Luar Negeri alumnus UGM, Retno Marsudi. Foto: Butet

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Ada sosok istimewa yang melangkahkan kaki di Sangkring Art Space, galeri seni di Kasihan, Bantul, Senin (3/8/2020) sore WIB.

Sosok tersebut adalah Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.

Retno sengaja meluangkan waktu jauh-jauh ke Bantul untuk meresmikan Pameran Yogya Annual Art #5.

Pameran ini digagas oleh seniman Butet Kartaredjasa sebagai panggung kehormatan bagi karya terakhir sang adik, almarhum Djaduk Ferianto.

“Terima kasih bagi Mbak Retno Marsudi, Menlu RI, yang dengan ikhlas menerima ‘gendaman’ saya untuk meresmikan Yogya Annual Art #5 di Sangkring Art Space, kemarin sore,” tulis Butet di Instagram.

Pameran Yogyakarta Annual Art #5 yang digelar seniman Butet Kartaredjasa dihadiri oleh Menteri Luar Negeri alumnus UGM, Retno Marsudi. Foto: Butet
Pameran Yogyakarta Annual Art #5 yang digelar seniman Butet Kartaredjasa dihadiri oleh Menteri Luar Negeri alumnus UGM, Retno Marsudi. Foto: Butet

Baca juga: G2R Tetrapreneur Diskusikan Esensi Darurat Pangan dan Strateginya

“Sengaja saya gendam beliaune, karena dalam pameran yang masih akan berlangsung sampai Desember 2020 ini, juga dipajang 20 foto karya Djaduk,” sambungnya.

Butet menambahkan, 20 foto tersebut merupakan jepretan almarhum Djaduk sewaktu di Johanesburg dan Capetown, Afrika Selatan.

Foto itu diambil satu stengah bulan sebelum Djaduk meninggal dunia, November 2019.

Butet berujar, Djaduk gugur ketika sedang menyiapkan diplomasi kebudayaan yang digagas oleh Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Alfarisi (alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).

Diplomasi kebudayaan tersebut merupakan suatu tugas yang menjadi cakupan Kementerian Luar Negeri.

Baca juga: Cornelis Lay Berpulang, Celengan Bambu dari Kupang Jadi Kenangan