Kaum Milenial Banyak Gunakan Bahasa Humor Saat Demo

835

Baca juga: Dosen dan Teman Seangkatan Harap Jokowi Bisa Bawa Indonesia Makin Maju

Berikutnya, mereka menggunakan referensi budaya pop.

Salah satu contohnya penggunaan kata-kata “Drama Korea Tidak Seasik Drama DPR”.

Referensi kehidupan pribadi juga kerap menjadi bahan dalam penyampaian aspirasi demonstarsi mahasiswa.

Seperti dalam poster bertuliskan “Cukup Cintaku Yang Kandas, KPK Jangan”.

“Terakhir dengan penggunaan bahasa secara acak seperti poster bertuliskan “Aku Bingung Ameh Nulis Opo”,”jelasnya.

Baca juga: Dua Dubes Alumni UGM Menikmati Suasana Malam Jogja, Ngopi Bareng di Loko Coffee

Sakdiyah menyebutkan bahwa saat ini sebenarnya terjadi krisis selera humor di masyarakat tanah air, terutama saat kampanye pemilu 2019 .

Menurutnya, tradisi humor politik menemui puncak kejayaan di saat era pemerintahan Presiden Gus Dur.

“Terobosan sangat diperlukan dan hanya bisa muncul dari keterbukaan dan kenegarawanan para politisi dan pemimpin bangsa,” katanya.

Karenanya dia berharap komedian-komedian tanah air bisa lebih berani menyampaikan aspirasi melalui guyonannya.

Dia berharap dalam 5 tahun mendatang satir bisa memimpin sebagai kontrol.

“Kalau media jadi pilar ke-4 demokrasi, maka satir harapanya bisa menjadi pilar ke-5 demokrasi,” ujarnya. (Humas UGM/Ika)

Baca juga: Pertemanan Anak Kos Bisa Rusak Karena 6 Hal Sepele Ini