Baca juga: KAGAMA Pekanbaru Jalin Kerja Sama dengan Pemkot Setempat untuk Atasi Dampak Corona
“Saya sempat diundang PBB, Taiwan dan Arab Saudi soal pengalaman Indonesia dalam pengembangan energi panas bumi,” katanya.
Wanita asal Surabaya ini menilai, setiap negara sebenarnya punya potensi dalam pengembangan energi panas bumi. Hanya saja, katanya, belum dimanfaatkan secara optimal.
Bagi Pri Utami, IGA adalah organisasi internasional yang selama ini selalu memberi masukan kepada PBB dan kepala pemerintahan soal pemanfaatan energi panas bumi.
Karena itu, dengan masuk di jajaran petinggi, dia ingin menjadikan IGA lebih dikenal dalam menginisiasi pemanfaatan energi bumi di kalangan generasi muda.
“Saya ingin agar energi panas bumi diketahui oleh banyak orang. Kami ingin menjalin kerja sama internasional,” ujar Pri Utami.
“Kemudian, pertukaran pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumber daya alam panas bumi,” jelas anggota Asosiasi Panas Bumi Indonesia ini.
Menurutnya, kendala dalam pemanfaatan potensi energi panas bumi saat ini adalah kurangnya keberpihakan dan ketidaktahuan para pengambil kebijakan. Yakni tentang energi panas bumi sebagai energi terbarukan.
Maka dari itu, Pri Utami menyatakan akan mendorong lebih banyak kegiatan riset dan pendidikan soal energi panas bumi.
Dia mengakui bahwa energi panas bumi saat ini baru dimanfaatkan untuk sumber pembangkit tenaga listrik.
Di samping itu, biaya untuk eksplorasi energi panas bumi memang cukup besar dan menempuh waktu lama.