Filosofi Air sebagai Sumber Kehidupan Manusia

12290

Pertama, dari aspek gerakannya. Air bergerak mengikuti sunatullah (hukum alam), dari langit (hujan) turun ke bumi, dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, membentuk aliran sungai dan akhirnya menuju laut.

Air bergerak secara konsisten dengan penuh istiqomah (berpendirian kuat), mengikuti hukum gravitasi bumi, menuju lautan.

“Dalam gerakannya, air sangat sabar, jika ada halangan (bangunan/bendungan) akan berhenti tetapi jika keadaan sudah memungkinkan akan meneruskan perjalanan menuju tujuan yang pasti,” pungkas alumnus UGM yang menamatkan pendidikan doktornya di S3 Ilmu Lingkungan itu.

Dalam aliran sungai, air juga dengan sabar menerima atau membawa apa saja yang dihanyutkan kepadanya.

Dari pergerakan air ini, Senawi mengambil beberapa poin penting yang menjadi bekal seseorang menuju sukses.

“Jadi, ada pelajaran penting dari pergerakan air, yaitu tujuan yang jelas, konsisten dan istiqomah, penuh kesabaran dan luwes dalam mengatasi masalah,” ujar pria yang lahir dari lingkungan keluarga petani itu.

Senawi menjelaskan, sebagai makhluk yang mampu berpikir tentunya semua manusia dapat belajar dari air.

“Untuk mencapai tujuan hidup maka perlu usaha atau perjuangan atau amalan yang konsisten dan istiqomah, perlu kesabaran dan kecerdasan. Insya Allah dengan karakter mulia tersebut, kita dapat mencapai tujuan. Orang yang belum tahu, dengan belajar akan menjadi tahu,” ujar Senawi mengambil pelajaran menarik dari filosofi tersebut.

Aspek terakhir, Senawi melihat dari tekstur dan muatannya.

Bagi dia, air hakikatnya lembut namun kekuatan yang dikandungnya luar biasa.

Air yang diam di sebuah telaga dapat menghanyutkan.

Air laut dapat berubah menjadi tsunami dahsyat yang mampu meluluhlantakkan sebuah kota.

Air dapat menyatukan berbagai bahan bangunan dari unsur-unsur keras sehingga membentuk dinding yang kokoh.

“Jadi, ada pelajaran penting dari air yaitu cerdas dalam menyikapi keadaan, akomodatif dan koordinatif, tenang dan sabar, ramah dan sopan santun tetapi tegas dalam bersikap,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta itu.

Menurutnya, pelajaran dari fenomena air ini dapat kita terapkan untuk beramal ma’ruf nahi munkar (perintah untuk mengajak berbuat kebaikan) dalam kehidupan sehari-hari. (Kinanthi)