Dr. Sukarti Berpulang, Guru Terbaik Fakultas Psikologi UGM yang Humoris dan Lembah Manah

1307

Baca juga: Jebolan FEB UGM Ini Bagikan Tips Sukses Berbisnis dengan Berdayakan Emak-Emak

Amri masih ingat, Sukarti kerap menanyakan kabarnya seputar perkuliahan, kenaikan pangkat, penelitian, hingga kabar keluarganya, bahkan kerap menitipkan sesuatu untuk anaknya.

“Amri kowe kudu sregep moco, teliti, gelem tampil, kowe mesti iso. (Amri kamu harus rajin membaca, teliti, mau mencoba tampil, kamu pasti mampu atau bisa),” ungkap Amri mengulangi pesan yang pernah disampaikan almarhumah kepadanya.

Dalam berbagi pengalaman, Sukarti bukan sosok yang suka memaksakan pendapat.

Untuk itu, almarhumah kerap mengajak kawannya untuk berdiskusi agar ditemukan jalan keluar yang mengakomodir kepentingan semua orang.

“Salah satu ciri khas Bu Karti adalah suka meninggalkan catatan kecil pada kertas, kemudian diletakkan di meja saya, jika beliau mencari saya pas tidak ada di ruangan.”

Baca juga: Ketahanan Pangan Bisa Dijaga dengan Diversivikasi Pangan Lokal

“Jadi saya sudah hafal jika ada catatan kecil di meja, oh ini tentu Bu Karti tadi mencari,” ungkap Amri mengingat kebiasaan almarhumah.

Saat masih aktif mengajar, Amri sering dilibatkan dalam projek penelitian Sukarti. Bahkan dalam proses penelitian untuk disertasi Sukarti, Amri seolah menjadi tangan kanannya.

Senada dengan Retno dan Amri, Ketua Dewan Guru Besar sekaligus dosen Fakultas Psikologi UGM, Prof. Koentjoro paham betul bagaimana Sukarti bersemangat mengeksplorasi isu-isu pengukuran, kaitannya dengan alat tes psikologi.

Sukarti cukup dekat dengan mertuanya, Prof.Dr.Soetarlinah Sukadji, dosen Fakultas Psikologi yang juga menaruh minat di bidang pengukuran.

“Selalu mendengarkan dan mau menerima pendapat orang lain, serta lembah manah (rendah hati),” kata Koentjoro.

Baca juga: Aksi Nyata KAGAMA Sumsel Bantu Warga Terdampak Covid-19 di Palembang