Cara Sederhana Mencegah Stunting pada Balita

311

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi bagi Mahasiswa Baru

Alhasil Sumarjono, melakukan penelitian untuk mencegah terjadinya stunting melalui pemantauan pertumbuhan.

Penelitian yang dia lakukan diberi judul Optimalisasi Pemantauan Pertumbuhan sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Stunting Pada Anak Balita (0-2 tahun). 

Penelitian ini dipublikasikan melalui jurnal Berita Kesehatan Masyarakat terbitan FKK-KM UGM pada 2019.

Sumarjono melakukan penelitian dengan mengambil tempat di sejumlah Posyandu dan Puskesmas di Kabupaten Kulonprogo.

Ada tiga data yang dia amati, yakni berat badan/umur (bb/u), panjang badan/umur (pb/u), serta berat badan/panjang badan (bb/pb).

Baca juga: Cara Asyik Berlatih TOEFL

Tiga data tersebut merupakan indikator status gizi dari balita.

Salah satu tempat yang diamati Sumarjono menunjukkan bahwa dari delapan balita yang diamati, hanya satu yang terindikasi mengalami stunting.

Sebab, dari umur enam bulan sampai dua tahun, berat badan balita tersebut menunjukkan grafik yang cenderung mendatar alias tidak memiliki tren kenaikan.

Si balita yang punya berat badan 8 kg pada umur enam bulan hanya bertambah 2 kg ketika usianya dua tahun.

Ditinjau dari panjang badan, balita tersebut hanya memiliki panjang 80 cm dari yang semula 67 cm selama satu setengah tahun pertumbuhan.

Baca juga: Mengapa Konsumen Cenderung Berbelanja Secara Impulsif di Situs Belanja Daring?

Rekomendasi Sumarjono jika menemui kelainan seperti ini adalah melakukan tindak lanjut.

Yakni dengan berkonsultasi dengan petugas dan meminta rujukan.

Dalam penelitiannya, Sumarjono menemukan tiga masalah lain dalam penelitian yang dia lakukan.

Pertama, dia mendapati SDM yang rendah terkait pemantauan pertumbuhan balita.

Kedua, sarana pengukuran panjang di sebagian besar Posyandu atau Puskesmas tidak memenuhi syarat.

Ketiga, beberapa petugas tidak patuh terhadap prosedur pemantauan pertumbuhan serta tidak taat dengan penggunaan indikator status gizi.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah memberikan solusi terhadap peningkatan SDM, saran prasarana, dan kepatuhan petugas dalam memantau pertumbuhan anak balita.

Sebab, sumarjono yakin bahwa data pemantauan yang tepat dari Posyandu atau Puskesmas dapat menentukan mengoptimalkan rujukan bila balita benar-benar mengalami masalah pertumbuhan. (Tsalis)

Baca juga: Alat-alat Kebersihan yang Wajib Dimiliki Mahasiswa Kos