Alumnus FEB UGM Ini Sebut Industri Tekstil Indonesia Mampu Selamatkan Ekonomi dan Kesehatan di Masa Pandemi

302

Baca juga: KMHD UGM adalah Rumah Kedua yang Ingin Direnovasi Ade Agoes Kevin

Di saat yang sama, Indonesia sebagai negara tropis cukup kaya akan hasil hutan, yang berperan bagi Indonesia dalam membuat serat rayon.

“Maka dari itu, ketika kita panik membutuhkan masker, kami bersyukur produksi bahan bakunya sudah kami siapkan sejak 12 tahun yang lalu.”

“Bahan ini kami sebut bahan anti nuklir, anti senjata biologi, dan anti senjata kimia, sehingga bisa digunakan sebagai masker untuk mencegah penularan Covid-19,” ujarnya.

Masker sudah dipasarkan hingga beberapa daerah terpencil di Indonesia. Arif bersyukur, setidaknya Indonesia bisa memproduksi sendiri salah satu APD.

Pendiri PT Agrakom Para Relatika ini menjelaskan, sebelumnya ekosistem ITPT hanya memproduksi barang dalam jumlah besar, misalnya satu kontainer.

Baca juga: Membuka Bisnis di Masa Pandemi, Ini yang Harus Diperhatikan

Namun, seiring dengan perubahan perilaku berproduksi, ekosistem ITPT Indonesia sudah bisa mengakomodir kebutuhan skala-skala kecil, misalnya sekolah yang memesan 100 kaos untuk siswanya.

Di masa awal pandemi Covid-19, UMKM dengan lancarnya memproduksi masker. Namun, beberapa hari setelahnya, mereka kehabisan bahan baku.

Sebagai perusahaan terintegrasi, di situlah peran ITPT, yaitu berkolaborasi dengan UMKM untuk memproduksi masker. Pemerintah sudah memegang saham ITPT Indonesia sebesar 30 persen.

Dalam kolaborasi itu, ITPT memberikan tempo kredit sebanyak 2 bulan kepada UMKM. Jika ditotal hingga satu tahun, pihaknya sudah memberikan kelonggaran kepada UMKM sebanyak Rp1 triliun.

Baca juga: Wujud Kepedulian KAGAMA Kubar-Mahulu untuk Tenaga Medis Covid-19

“Pemerintah bisa mempercayai kami, jika kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut berlaku juga bagi ITPT,” jelas pria kelahiran 1960 itu.

Arif menyebutkan bahwa ITPT di masa pandemi ini bisa menciptakan model ekonomi saling tolong. Pihaknya menyatakan siap melakukan pemulihan ke depan.

Hal tersebut dibuktikan dengan penyiapan keterampilan dan pengetahuan yang cukup. Selain itu, perlu didukung pula oleh intermediasi pemerintah, bank, dan UMKM.

“Kami percaya UMKM bisa mengandalkan ITPT, tak terkecuali dalam kegiatan ekspor produk yang berkualitas,” pungkas alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini. (Kn/-Th)

Baca juga: Hasil Survei Daring Peneliti UGM, 60 Persen Warga DIY Setuju Pemberlakuan New Normal