UGM Wujudkan Mimpi Desa Terpencil Sulawesi Tengah Nikmati Listrik

697
Serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Selama ini kebutuhan listrik di Lewara belum terlayani PLN, karena lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau transportasi. Foto: Istimewa
Serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Selama ini kebutuhan listrik di Lewara belum terlayani PLN, karena lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau transportasi. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, SULTENG – Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini masyarakat Lewara, Sulawesi Tengah merasakan terangnya listrik.

Rasa haru itu mengemuka dalam acara serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) hasil kerja tim Community Resilience and Economic Development (CaRED) Fakultas Teknik UGM, pada Sabtu (28/9/2019).

Perwakilan tim CaRED FT UGM di antaranya Dr. Suprapto, Prof. Dr. Ir. Bambang Yulistiyanto, Dr. Ir. T. Aris Sunantyo, M.Sc., dan Dr. Ir. Prajitno, M.T.

Tim ini dibantu oleh tim dari Universitas Tadulako dan Pemprov Sulawesi Tengah.

Dekan Fakultas Teknik Prof. Nizam, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, acara serah terima ini berlangsung tepat setahun setelah bencana besar yang melanda Pasigala, Sulawesi Tengah.

Warga Lewara telah lama memimpikan bisa menikmati aliran listrik. Foto: Istimewa
Warga Lewara telah lama memimpikan bisa menikmati aliran listrik. Foto: Istimewa

Baca juga: KRT Wreksodiningrat Dirikan Fakultas Teknik UGM di Tengah Perang Kemerdekaan

“Selama ini kebutuhan listrik di Lewara belum terlayani PLN, karena lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau transportasi,” ujarnya di Lewara.

Singkat informasi, Desa Lewara terletak di Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, berada di bukit Matantimali dengan ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut.

Letaknya berjarak sekitar 90 kilometer dari ibu kota provinsi Sulawesi Tengah, Palu.

Untuk menuju lokasi tersebut, orang harus melalui perjalanan darat selama 1 jam menggunakan mobil dari pusat Kota Palu, hingga akses jalan terakhir yang dapat dilewati mobil di Desa Matantimali.

Selanjutnya, perjalanan ke Lewara harus ditempuh dengan ojek khusus selama 30 menit melalui jalan setapak berbatu selebar 1 meter.

Baca juga: Menhub Minta UGM Fokus Riset Teknologi Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik